Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum. Harta itu kurang apabila dibelanjakan tapi ilmu bertambah bila dibelanjakan. -Khalifah Ali bin Abi Talib-

Popular Posts

Rabu, 14 September 2011

LAPANGKANLAH DADA KITA DALAM MENERIMA UJIAN INI

Assalamu'alaikum
ada sebuah pengalaman yang insya Allah menarik untuk di share ke teman-teman semua :)

Selamat membaca :)

Ini adalah kisah seorang laki-laki (yang menurut saya) berjiwa besar dan insya Allah sholeh juga baik budinya.
Sebut saja namanya Aray. Dia adalah seorang anak orang tak mampu di desanya. Karena keterbatasan financial, ia hanya menyelesaikan pendidikannya sampai di tingkat SMP. Aray memiliki otak yang cerdas, namun apa boleh buat, ia terpaksa berhenti sekolah dan membantu orangtuanya di rumah. Aray adalah orang yang patuh pada orangtua dan rajin beribadah. Apalagi lingkungan rumahnya di desa yang begitu mirip dengan suasana pesantren membuat spiritual Aray semakin mantap.

Karena pengaruh usia yang semakin bertambah (sebenarnya berkurang sih) dan tingkat kematangan emosional yang dimilikinya, juga keinginannya merubah nasib, Aray merasa harus mencari pekerjaan sendiri dan mulai mandiri untuk menjalani hidupnya. Aray pun memutuskan untuk merantau ke Jakarta bersama temannya. Sebelum berangkat ibunya berpesan untuk selalu berlaku jujur dan yang terpenting, "JANGAN LUPA PADA ALLAH".

Beruntung, sebuah perusahaan ternama yang bergerak di bidang makanan hewan di Jakarta menerimanya menjadi Office Boy. Bayangkan, ijazah yang dimilikinya hanya sebuah ijazah SMP. Menurut saya itu adalah keberuntungan besar mengingat sulitnya mendapat lowongan kerja di lautan pengangguran ini.

Walau hanya seorang office boy, ia tidak malu. Ia tetap bekerja dengan tekun. Aray adalah orang yang supel, jujur dan cekatan sehingga seorang sekretaris Pemilik perusahaan itu tertarik dan bersimpati padanya.

Aray pun diikutsertakan pendidikan paket C untuk mendapat ijazah yang setara dengan SMA. Ternyata, Sekretaris ini berniat untuk menyekolahkan Aray sampai ke bangku kuliah.
 Aray tak berhenti-hentinya bersyukur pada Allah SWT yang telah memberinya kemudahan begitu banyak.

Aray kuliah di sebuah akademik ternama di Jakarta sembari bekerja sebagai asisten si sekretaris pemilik perusahaan itu (naik pangkat). Dia mengambil jam kuliah malam karena pada pagi harinya ia juga masih harus bekerja. Untuk urusan tidur, Aray bisa dibilang tidak memiliki cukup waktu untuk itu. Banyaknya tugas kuliah dan pekerjaan membuat ia harus sering begadang. Dan yang mengagumkan, ia tetap rajin sholat tahajud. Subhanallah..

Aray kini menjadi "Anak Emas" si sekretaris pemilik perusahaan itu. Tak bisa dihitung lagi berapa penghasilannya kini. Tiap hari ia mendapat uang saku baik dari si sekretaris maupun pemilik perusahaan itu sendiri karena ketekunannya.
 Tapi hal itu tidak membuat Aray lantas sombong pada teman-teman mantan OB nya. Ia justru menjadi semakin Loyal dan tak segan-segan membagi apa yang dimilikinya pada teman-temannya.

Aray memiliki seorang kekasih di Semarang. Kekasihnya itu baru di wisuda dari sebuah universitas terkenal disana. Rencananya, seminggu lagi mereka akan bertunangan. Undangan telah disebar. Seluruh teman kuliah dan kantornya thu akan hal itu. Mereka turut mendukung rencana Aray.
Dimana Aray mengenal kekasihnya?
Entahlah. Si narasumber nggak mau berbagi tentang itu.. sedih bila di ingat-ingat kembali. Yang jelas, kekasihnya itu adalah seorang wanita sholehah. Berkerudung besar dan cantiknya Subhanallah.. (ada fotonya lho)

H-6 sebelum tunangan, Aray mendapat berita duka yag mendalam karena mengetahui bahwa calon tunangannya itu telah meninggal karena kasus tabrak lari ketika ia hendak menuju ke kampusnya di pagi hari.

Bayangkan betapa sedihnya Aray saat itu. Ia mengaku sempat sedikit frustasi tetapi tidak sampai berlarut-larut. Kepada saya ia mengatakan "Kalau bukan karena Allah sebagai sandaran saya, mungkin saya sudah bunuh diri," begitu katanya

Masya Allah... sungguh. Kini Aray telah kembali menjadi pemuda yang optimis dalam menjalani hidup. Dia berpendapat, mungkin Allah belum memperkenankan calon tunangannya itu untuk menjadi pendampingnya. Aray telah sukses. Jabatannya di perusahaan itu tidak diragukan lagi. Karena kebaikan hatinya, ia sangat disenangi dan disegani oleh seluruh teman-temannya.

Aray yang dulunya hanya anak seorang miskin di desa, kini telah menjadi pemuda sukses yang insya Allah tetap istiqomah di jalan Allah.

Sahabatku, Janganlah kau mudah berputus asa pada suatu ujian. Teruslah berusaha dan tetaplah memegang teguh ajaran Allah dan Rasul-Nya. Apapun yang kau lakukan, jika niatnya hanya karena mencari ridho Allah semata, insya Allah semua yang kau inginkan akan terwujud. :)

Semoga bermanfaat :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar