Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum. Harta itu kurang apabila dibelanjakan tapi ilmu bertambah bila dibelanjakan. -Khalifah Ali bin Abi Talib-

Popular Posts

Rabu, 26 Desember 2012

SIRSAK 1 “Lebih Dekat Dengan Sahabat”


 
            Minggu, 4 November 2012 merupakan hari dilaksanakannya sebuah acara bernama SIRSAK alias Share Rohis Akhwat. Acara yang berlangsung di taman Monumen Nasional ini berlangsung selama kurang lebih 4,5 jam. Sejak pukul 08.00 – 12.30 WIB.
            Diawali dengan kekhawatiran akan turunnya hujan—mengingat lokasi acara yang terbuka—pada akhirnya acara ini berjalan dengan sukses karena alhamdulillah kondisi cuaca yang sangat mendukung. Hujan tidak, panas pun sedikit.
            Acara perdana yang diikuti oleh 45 orang peserta ini bertujuan sebagai ajang sharing tentang kondisi ROHIS di tiap sekolah, dan juga ajang untuk bersilaturrahim dengan saudari-saudari muslim dari sekolah lain.
            Dalam acara ini, materi yang disampaikan oleh Kak Nurcholipah (Mahasiswi STEI SEBI) sangat menyenangkan. Peserta jadi lebih mengetahui kelebihan keberadaan mereka di ROHIS dan juga pentingnya menjalin ukhuwah serta kebersamaan mereka dalam berdakwah.
            Sesuai dengan tema acara yaitu “Lebih Dekat dengan Sahabat”, peserta diarahkan untuk berbaur dengan para peserta yang lain dan mengenal satu sama lain. Bukan hanya mengenal nama, melainkan juga bekerjasama dan berpikir untuk memecahkan masalah bersama-sama.
            Hal itu diimplementasikan dalam beberapa games seperti “Lingkarang Move On” yang menuntut adanya kerjasama yang tinggi dari setiap anggota, “Oper Karet” yang menanamkan rasa percaya pada pemimpin kelompok, serta “Kapal Karam” dimana sangat dibutuhkan rasa rela berkorban demi saudara.
            Selain acara-acara diatas, ada pula acara lain seperti rujak party (mohon maaf jika sambalnya terlalu pedas :D).
            Dalam acara ini, para peserta berkesempatan mendapatkan 3 doorprize yang akhirnya dimenangkan oleh 3 peserta yaitu Wafa’ (kategori pendatang pertama), Syifa (kategori peserta ter-berani), dan Imash (kategori pemimpin kelompok terbaik). Selamat kepada ketiganya ^_^
            Dengan diadakannya acara SIRSAK 1 ini, diharapkan para peserta dapat menambah jaringan pertemanan mereka, menyatukan ROHIS-ROHIS dari berbagai sekolah, dan menguatkan ukhuwah islamiyah antar sesama muslim.


            “Acara ini bagus. Ane sebagai alumni jadi mampu mendapat ilmu yang lebih banyak dari materi yang disampaikan oleh Ka Nurcholipah,”ujar Nuzul, alumni ROHIS SMA Negeri 94 Jakarta.
            ROHIS bukan hanya ekstrakurikuler semata. ROHIS merupakan sebuah keluarga dengan individu yang bermacam-macam karakternya. ROHIS satu dengan ROHIS lainnya tidak perlu berlomba menonjolkan kelebihan dirinya. Karena bagaimanapun juga, tujuan ROHIS di semua sekolah itu sama yaitu membesarkan nama Islam dan berdakwah di lingkungan sekolah.  Karena itu, penting bagi ROHIS-ROHIS dari berbagai sekolah untuk bergabung dan mengeratkan ukhuwah untuk bersama-sama mencapai tujuan tersebut.
            Dalam bukunya yang berjudul ”Beginilah Jalan Dakwah Mengajarkan Kami”, Ustadz M. Lili Nur menyatakan bahwa ”Jalan dakwah membawa kami tiba di sebuah komunitas do’a. Perkumpulan orang-orang beriman yang saling mendo’akan. Inilah persekutuan do’a yang luar biasa,”
            Jazakillahu Khairan atas kehadirannya, kami tunggu antunna di acara selanjutnya, SIRSAK 2 (jarkoman menyusul). Salam Cerdas Bermoral.
-panitia SIRSAK-
           


readmore »»  

Selasa, 20 November 2012

VMJ (Sehat dan Memotivasi?)


Bismillahirrahmanirrahim..
Assalamu'alaikum saudaraku
Udah lama banget rasanya nggak posting disini. Maklum, sibuk dengan kurikuler :) Doakan ya, supaya tahun ini aku lulus dan bisa diterima di universitas yang diinginkan, -aamiin- :)
Nah, kali ini mungkin aku akan nyinggung sedikit tentang VMJ.
Ya. Lagi-lagi VMJ alias (Virus Merah Jambu) atau yang awam disebut dengan falling in love.
Biasanya, dari keputrian, atau pas ngobrol-ngobrol sama temen, atau bahkan pas lagi diskusi agama, aku mendengar banyak pertanyaan tentang ini. Tapi yang jadi most popular question cuma satu, yaitu
"emang pacaran nggak boleh ya?"
dan jawaban yang biasa kudengar adalah
"tergantung, kalau pacarannya sehat ya nggak apa-apa,".
Mungkin beberapa dari sobat bakal ngiyain dan setuju sama jawaban itu. Aku juga setuju kok. Tapi coba kita liat, pacaran sehat itu kayak gimana sih?
Ini nih kriteria nya :
1. Nggak peluk-pelukan
2. Nggak (maaf) kissing
3. Nggak berduaan
4. Nggak boncengan
5. Nggak kedip-kedipan
6. Nggak surat-suratan
7. Nggak telponan
8. Nggak SMS-an
Wehehehe... gimana? Sanggup nggak pacaran sehat? Nggak kan? Nggak aja deh. Soalnya, pacaran kayak gitu tuh cuma nyiksa diri dan nggak berkah.
"tapi kalau pacarannya memotivasi, gimana?"
Hmm.. kebanyakan remaja yang berasal dari kalangan akademisi pasti akan ngajuin pertanyaan itu kalau udah ngomongin soal ini. Tapi perlu dicatat : terkadang, kalimat pertanyaan itu bisa berarti pemaksaan. pembenaran atas keinginan pribadi yang memang ingin dibenarkan walau kenyataannya salah.
Motivasi itu kan banyak sumbernya. Emang harus dari pacar? Emang pacar kita Mario Teguh sang motivator golden ways itu? Emang bisa jamin kalau suatu saat ketika kamu dan doi juga lagi sama-sama lemes dia tetep bisa motivasiin kita?
Alasan memotivasi itu aku bilang BULLSHIT.
Karena nggak ada hubungannya sama sekali.
Motivasi itu bisa dilihat dari orang-orang sukses di sekeliling kita. Para alumni, teman, atau dari video-video orang-orang berkebatasan yang berprestasi. Itu baru motivasi. Kalau dari pacar mah, bukan motivasi, tapi gombalisasi.
Dalam Islam sendiri, nggak pernah tuh ada kata pacaran. Islam tidak pernah menganjurkan hal itu.
Kenapa?
Percaya ini dulu deh, Allah nggak akan melarang kita melakukan sesuatu kalau sesuatu itu ada manfaatnya buat kita. Dan Allah melarang kita berbuat sesuatu karena sesuatu itu nggak ada manfaatnya bahkan banyak mudharat nya buat kita.
Contoh : Allah mengharamkan babi, karena di dalam perut babi itu ada cacing pita nya. Dan itu bisa bikin penyakit buat manusia.
Allah melarang kita buat minum minuman keras, karena itu bisa merusak jaringan otak kita.
Nah, Allah juga nggak nganjurin kita pacaran itu karena pacaran = ladang syaitan.
Syaitan-syaitan ini nih yang bakal ngipas-ngipas syahwat (nafsu) kita kalau kita lagi pacaran. Bawaannya kangeeenn mulu sama doi. Pengen ketemuuu mulu. Nggak liat sehari aja makan langsung nggak enak, tidur nggak nyenyak, mandi nggak basah (?). Pokoknya dimana-mana inget doi mulu deh.
Walhasil apa?
Lupa PR, lupa ulangan, lupa kuis, lupa bikin PPT, bahkan lupa sholat! -astaghfirullah-
Berapa banyak coba anak muda yang pacaran lalu kebablasan?
Berapa banyak siswa-siswi yang hamil saat masih sekolah?
Berapa banyak remaja yang melakukan aborsi? Atau bunuh diri?
Wah, berarti Islam kolot dong?
Eits, siapa bilang di Islam nggak ada istilah pacaran?
Ada kok!
Tapi nggak pacaran doang, melainkan PACARAN SETELAH MENIKAH.
Enakan mana sobat?
Kalau belum nikah, pegangan tangan takut diliat orang. Mau ciuman takut digrebek satpam. Mau boncengan bawaannya was-was. Belum lagi keingetan sama bonusnya -murka Allah- (na'udzubillah)
Tapi kalau udah nikah nih, pegangan tangan sama suami/istri aja udah ngerontokin dosa. Udah kita seneng, dapet pahala lagi. Subhanallah.
Nah sobat, perlu diingat nih, agama kita itu rahmatan lil 'alamin yang artinya rahmat bagi seluruh alam.
Apa yang diajarkan, dianjurkan, dan dilarang dalam agama ini pastinya ada manfaatnya buat kita.
Sebagai generasi muda islam, ayo deh kita lakuin perintah-perintah agama ini dengan baik dan benar. Insya Allah kedepannya, kalau anak mudanya aja udah religius, seluruh aspek kehidupan ini bakalan baik dah -aamiin-
Udah dulu ya sobat bagi-bagi ilmunya, kapan-kapan kita sambung lagi,
Wassalamu'alaikum warahmatullah :)
readmore »»  

Rabu, 05 September 2012

KEAJAIBAN HADITS RASUL TENTANG MEMATIKAN LAMPU DI WAKTU MALAM

♥ Bismillaahir Rahmaanir Rahiim ♥

Rasulullah SAW tidur dengan lampu dimatikan.
Dari Jabir Bin Abdullah bahwasanya Rasulullah bersabda:
"Matikanlah lampu-lampu diwaktu malam jika kalian hendak tidur, dan tutuplah pintu-pintu, bejana serta makanan dan minuman kalian.[11]
Menurut Biologi & Medis
mari kita bahas dari segi sains dan kesehatannya. Semakin malam semakin gelap tubuh kita akan merasa lelah dan mengantuk. Ini jelas wajar, sintesis dan sekresi hormon melatonin oleh kelenjar pineal meningkat seiring dengan semakinnya malam. Hormon inilah yang menyebabkan kita menjadi mengantuk di malam hari. Fungsi dari rasa kantuk adalah sebagai sinyal positif tubuh agar segera mengistirahatkannya. Hormon yang mempengaruhi irama sirkadian ini kemudian akan menyesuaikan sehingga terjadi sinkronisasi antara siklus tidur dengan siklus pergantian siang dan malam di lingkungan.
Seorang Biolog, Joan Roberts menemukan rahasia setelah melakukan percobaan pada hewan. Ketika hewan tersebut diberi cahaya buatan pada malam hari, melantonin nya(salah satu hormon dalam sistem kekebalan yang mampu memerangi dan mencegah berbagai penyakit termasuk kanker payudara dan kanker prostat) menurun dan sistem kekebalan tubuhnya melemah. Rupanya, cahaya Lampu – seperti juga TV – menyebabkan hormon menjadi sangat lelah. Keadaan malam yang gelap diam-diam berkolaborasi dengan tubuh. Hanya dalam keadaan yang benar-benar gelap tubuh menghasilkan Melantonin. Sebaliknya, tidur dengan lampu menyala di malam hari – sekecil apapun sinarnya menyebabkan Produksi hormon melantonin terhenti.
Tidur yang berkualitas dalam artian bahwa dalam selang waktu selama kita tidur, otak kita benar-benar dalam keadaan beristirahat. Sinar cahaya saat kita tidur menjadikan kualitas tidur kita kurang baik, ini dikarenakan sinar tersebut masih berperan sebagai perangsang stimulator kerja otak. Secara ilmiah, cahaya yang ada dalam ruangan tidur akan menembus sampai bagian mata kita walaupun dalam keadaan terlelap, sinar tersebut akan memasuki ruangan stimulator yang nantinya direspon oleh otak. Dengan kata lain walaupun mata kita terpejam, tetapi jika ada cahaya yang bersinar maka otak kita akan bekerja untuk merespon atau mengartikan cahaya yang masuk tersebut. Tidur yang berkualitas di malam hari merupakan upaya optimalisasi dalam detoksifikasi untuk menetralisir toksin yang mengontaminasi tubuh. Detoksifikasi tubuh, terjadi terutama pada hati, tercapai optimal saat tidur. Mekanisme tersebut berkaitan erat dengan diproduksinya antioksidan sebagai penetral toksin. Pada tidur yang berkualitas, detoksifikasi hati dapat berjalan optimal, khususnya dalam pembentukan asam amino glutathione sebagai antioksidan yang menetralisasi stres oksidatif dan radikal bebas.
Tidur Mati Lampu mencegah KANKER PAYUDARA
Tidur malam dalam kamar yang gelap benar-benar bermanfaat buat tubuh. Ahli biologi Joan Robert mengatakan tubuh baru bisa memproduksi hormon melatonin ketika tidak ada cahaya. Hormon ini adalah salah satu hormon kekebalan tubuh yang mampu memerangi dan mencegah berbagai penyakit termasuk kanker payudara dan kanker prostat.
Sayangnya, hormon melatonin ini tidak akan muncul jika orang tidur malam hari dengan lampu menyala. Adanya cahaya atau sinar membuat produksi hormon melatonin akan berhenti.
Dengan mematikan lampu ketika tidur malam hari, bukan hanya menghemat energi tapi juga meningkatkan kesehatan tubuh. Maka itu tidur malam sambil nonton TV juga sangat tidak disarankan.
Praktisi kesehatan lainnya, Lynne Eldridge M.D yang juga penulis buku 'Avoiding Cancer One Day At A Time' juga menuliskan perempuan buta 80 persen lebih kecil terkena risiko kanker payudara dibanding rata-rata perempuan lain. Diduga faktor hormon melatonin yang banyak ditubuhnya karena penglihatan yang gelap membuatnya punya daya tahan tubuh yang lebih tinggi.
Pentingnya tidur malam hari dengan mematikan lampu baru-baru ini juga diteliti oleh para ilmuwan dari Inggris dan Israel. Peneliti menemukan ketika cahaya dihidupkan pada malam hari, bisa memicu ekspresi berlebihan dari sel-sel yang dikaitkan dengan pembentukan sel kanker.
Para ilmuwan mengklaim jika seseorang terbangun di malam hari dan menyalakan lampu selama beberapa detik, maka bisa menyebabkan perubahan biologis yang mungkin mengarah ke kanker.
Jika pada penelitian sebelumnya tidur malam dengan lampu terang dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara dan kanker prostat. Maka pada penelitian terbaru ini menunjukkan paparan jangka pendek juga bisa dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker.
"Orang-orang yang bangun di malam hari disarankan untuk tidak menyalakan lampu. Kami percaya bahwa setiap kali menyalakan cahaya buatan pada malam hari akan memiliki dampak pada jam biologis tubuh, karena ini adalah mekanisme yang sensitif," ujar Dr Rachel Ben-Sclomo dari University of Haifa.
Dr Rachel menambahkan bahwa ini adalah temuan terbaru dan masih sebatas penelitian pendahuluan. Namun kini ia dan tim tengah menganalisa wilayah ini secara lebih mendetail. Hasil ini juga telah dilaporkan dalam jurnal Cancer Genetics and Cytogenetics.
Anak-anak yang tidur dengan lampu menyala beresiko mengidap leukemia
Anak-anak yang tidur dengan lampu menyala beresiko mengidap leukemia. Para ilmuwan menemukan bahwa tubuh perlu suasana gelap dalam menghasilkan zat kimia pelawan kanker. Bahkan ketika menyalakan lampu toilet, begadang, bepergian melintas zona waktu, lampu-lampu jalanan dapat menghentikan produksi zat melatonin.
Tubuh memerlukan zat kimia untuk mencegah kerusakan DNA dan ketiadaan zat melatonin tersebut akan menghentikan asam lemak menjadi tumor dan mencegah pertumbuhannya.
Prof. Russle Reiter dari Texas University yang memimpin penelitian tersebut mengatakan “Sekali Anda tidur dan tidak mematikan lampu selama 1 menit. Otak Anda segera mendeteksi bahwa lampu menyala seharian dan produksi zat melatonin menurun”.
Jumlah anak-anak pengidap leukimia naik menjadi dua kali lipat dalam kurun 40 tahun terakhir. Sekitar 500 anak muda dibawah 15 tahun didiagnosa menderita penyakit ini pertahun dan sekitar 100 orang meninggal.
Sebuah konferensi tentang anak penderita leukimia diadakan di London menyatakan bahwa orang menderita kanker akibat terlalu lama memakai lampu waktu tidur dimalam hari dibanding dengan yang tidak pernah memakai lampu waktu tidur.
Hal ini menekan produksi melatonin dimana normalnya terjadi antara jam 9 malam s/d jam 8 pagi. Penelitian terdahulu telah menunjukkan bahwa orang-orang yang paling mudah terserang adalah para pekerja shift yang memiliki resiko terkena kanker payudara.
Pada kenyataannya, Orang-orang buta tidak rentan terhadap melatonin memiliki resiko yang lebih rendah mengidap kanker. Maka para orang tua disarankan utk menggunakan bola lampu yang suram berwarna merah atau kuning jika anak-anaknya takut pada kegelapan.
” Wallahu a’lam والله أعلم
(♥ Subhanallah || Semoga Bermanfaat & Silahkan Di Share ♥)

BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI

... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa atuubu Ilaik

sumber: Prastyo Prakoso
readmore »»  

Selasa, 03 Juli 2012

Misteri Mayat di Atas Mesjid Nabawi

Qubbatul Khadhra’ (kubah hijau) yang terlihat megah di Masjid Nabawi berfungsi menaungi kuburan jasad Rasul Saw yang mulia didampingi kedua sahabatnya sekaligus mertuanya yaitu Abu Bakar Siddiq ra, dan Umar bin Khattab ra. Tempat tersebut dahulunya adalah rumah baginda Rasul Saw karena setiap Rasul yang diutus oleh Allah Swt dikuburkan di mana dia wafat. Sebagaimana sabda Nabi Saw: Tidak dicabut nyawa seorang Nabi pun melainkan dikebumikan dimana dia wafat. (HR. Ibnu Majah)

Sejarah bercerita, ketika Nabi sampai di Madinah, pertama sekali dikerjakan Nabi Saw adalah membangun Masjid Nabawi dengan membeli tanah seharga 10 dinar kepunyaan dua orang anak yatim Sahl dan Suhail berukuran 3 x 30 m.

Bangunan yang sederhana itu hanya berdindingkan tanah yang dikeringkan, bertiangkan pohon kurma dan beratapkan pelepah kurma. Sebelah Timur bangunan Masjid Nabawi dibangun rumah Nabi Saw, dan sebelah Barat dibangun ruangan untuk orang-orang miskin dari kaum Muhajirin yang pada akhirnya tempat itu dikenal dengan tempat ahli Suffah (karena mereka tidur berbantalkan pelana kuda).

Baru pada tahun ke-7 H, Nabi mengadakan perluasan Masjid Nabawi ke arah Timur, Barat, dan Utara sehingga berbentuk bujursangkar 45 x 45 m dengan luas mencapai 2.025 m2 dan program jangka panjang untuk memperluas Masjid Nabawi seperti yang kita lihat sekarang ini diisyaratkan oleh Nabi Saw dengan sabdanya menjelang wafat: “Selayaknya kita memperluas masjid ini”.


Terakhir ada seorang manusia yang memanjat kubah hijau Masjid Nabawi untuk dihancurkan, lalu disambar petir secara tiba-tiba dan mati. Mayatnya melekat pada kubah hijau tersebut dan tidak dapat diturunkan sampai sekarang. Syekh Zubaidy, ahli sejarah Madinah menceritakan ada seorang soleh di kota Madinah bermimpi, dan terdengar suara yang mengatakan “Tidak ada satu orang pun yang dapat menurunkan mayat tersebut, agar orang yang belakangan hari dapat mengambil, i’tibar”.

Hingga sekarang mayat tersebut masih ada dan dapat disaksikan langsung dengan mata kepala. Bagi yang tidak dapat berkunjung ke sana dapat mengakses internet google “Ada Mayat di atas Kubah Masjid Nabawi”.


SUMBER:  http://www.tahukahkamu.com/2011/09/misteri-mayat-di-atas-kubah-masjid.html#ixzz1YybteiDU
readmore »»  

Senin, 02 Juli 2012

Rahasia Wajah Bercahaya




dakwatuna.com – Tak biasanya sepulang menunaikan shalat Maghrib di masjid bersama ayah dan kakaknya, putri kecilku menguak pintu tanpa mengucap salam. Tangisnya terdengar sejak masih di halaman. Ia langsung menghambur dan memeluk saya sambil mengadukan sesuatu. Sayangnya, apa yang ia sampaikan di sela tangisnya itu tak dapat saya dengar dengan jelas.
Air matanya menetes menembus kain mukena yang masih membalut tubuh saya yang baru saja usai mengajari putri bungsu menghafalkan sebuah doa. Bahunya naik turun seirama tangisnya. Saya elus-elus ia, berharap dapat menenangkan hatinya agar tangis itu segera reda.
Tak lama kemudian pangeran kecilku masuk sambil mengucap salam. Raut mukanya terlihat ikut prihatin dengan kesedihan yang dialami adiknya. Tanpa diminta ia langsung menjelaskan apa yang menyebabkan adiknya bersedih.
Ternyata usai shalat Maghrib tadi, mereka mampir ke sebuah mini market. Ayahnya hendak membeli suatu keperluan. Saat itulah si putri kecil merengek meminta ayahnya membelikan suatu produk kecantikan yang disinyalir dapat membuat wajah seorang wanita bercahaya dan tampak lebih muda. Ia ingin menghadiahkannya pada saya. Namun, sang ayah tak mengabulkan keinginannya itu.
Geli bercampur haru mendengar tuturan pangeran kecil tentang penyebab tangis si putri nan penuh perhatian ini. Rupanya, ia terjerat iklan yang sering tayang saat kami menyimak berita televisi. Tetapi terlepas dari bicara tentang perangkap iklan, saya merasakan niat mulia si putri yang baru berusia 4,5 tahun itu, betapa besar perhatiannya hingga mencari-cari produk kecantikan tersebut. Padahal anak seusia ia biasanya sibuk memilih mainan, makanan atau minuman kesukaan saat menyertai orangtua berbelanja, iya kan?
Tangisnya mulai mereda, sepertinya ia merasa lega ada yang membantu menyampaikan kesedihan hatinya. Sejenak saya lepaskan pelukannya, sekadar ingin menatap bola matanya. Sebuah senyuman saya sunggingkan disertai ucapan terima kasih atas perhatiannya itu lalu kembali saya dekap ia dengan sepenuh rasa sayang di hati.
Sesaat kemudian saya lirik suami, memberi tanda padanya agar menjelaskan mengapa keinginan gadis kecil itu tak dipenuhinya. Spontanitas ingin membela anak terasa lebih merajai hati saat itu, padahal belum mengetahui jawaban sang ayah yang menyebabkan perasaan si putri terluka (mungkinkah ini yang dinamakan bagian dari naluri seorang ibu?).
Setelah berdehem beberapa kali, suamiku menceritakan alasannya bahwa ia tak membawa dompet, hanya berbekal uang yang ada di saku baju kokonya saat mendadak mampir ke toko tersebut. Belum usai ia bertutur, si putri kecil kembali meradang, “tapi aku kan ingin beli barang itu,… biar wajah bunda bercahaya kalau pakai itu, huhuhhu…” tangisnya pecah kembali.
Sama halnya dengan saya, suamiku tersenyum menanggapi protes si putri kecil, beberapa detik kemudian sambil menatap saya, ia berkata, “Bunda itu akan terlihat bercahaya cukup dengan air wudhu’.”
Sejenak saya tertegun, tak menyangka suamiku akan berkata demikian, meskipun dalam hati saya setuju dengan apa yang ia ucapkan, namun naluri ingin membela anak muncul kembali. Tanpa berpikir panjang, segera saya katakan, “ya itu memang benar, tapi…merawat wajah dengan produk-produk itu pun tak ada salahnya bukan?” Ia tak menjawab pertanyaan saya, hanya ada seulas senyum yang terkembang lalu pamit dan bergegas mengajak anak-anak keluar karena adzan Isya telah berkumandang. Saya pun bersiap-siap mengajak putri bungsu untuk shalat berjamaah di rumah.
Usai shalat Isya, pembicaraan mengenai wajah bercahaya tadi kembali melintas. Wudhu’… wudhu’…wudhu’… kata itu serasa menggema di hati dan memenuhi kepala. Saya rasa sewaktu belajar tata cara berwudhu’ saat masa kecil, guru agama pernah mengajarkan keutamaan wudhu’ ini, akan tetapi saya tak ingat persisnya. Segera saya beranjak untuk mencari tahu lagi tentang hal ini, perlahan saya baca beberapa sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam…
“Sesungguhnya umatku akan dipanggil pada hari kiamat nanti dalam keadaan dahi, kedua tangan dan kaki mereka bercahaya, karena bekas wudhu’.” (HR. Al Bukhari no. 136 dan Muslim no. 246)
Dapat dipastikan tak ada satu produk kecantikan pun yang mampu menandingi cahaya yang terpancar dari wajah orang-orang yang terjaga wudhu’nya. Karena cahaya dari air wudhu tak hanya dirasakan di dunia tapi di hari kiamat pun mereka akan mudah dikenali Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits, “Bagaimana engkau mengenali umatmu setelah sepeninggalmu, wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam Seraya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Tahukah kalian bila seseorang memiliki kuda yang berwarna putih pada dahi dan kakinya di antara kuda-kuda yang berwarna hitam yang tidak ada warna selainnya, bukankah dia akan mengenali kudanya? Para sahabat menjawab: “Tentu wahai Rasulullah.” Rasulullah berkata: “Mereka (umatku) nanti akan datang dalam keadaan bercahaya pada dahi dan kedua tangan dan kaki, karena bekas wudhu’ mereka.” (HR. Muslim no. 249)
Tak hanya partikel-partikel debu maupun noda polusi yang dapat dikikis dari wajah, wudhu’ pun dapat melakukan sesuatu yang tak dapat dilakukan oleh produk kecantikan manapun untuk dapat membasuh hal yang tak pernah luput dari manusia seperti ditegaskan dalam hadits Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, dari sahabat Anas bin Malik: “Setiap anak cucu Adam pasti selalu melakukan kesalahan. Dan sebaik-baik mereka yang melakukan kesalahan adalah yang selalu bertaubat kepada-Nya.” (HR Ahmad, Ibnu Majah, dan Ad Darimi)
Allah subhanahu wata’ala dengan rahmat-Nya yang amat luas, memberikan solusi yang mudah bagi kita untuk membersihkan diri dari noda-noda dosa, di antaranya dengan wudhu’. Hingga ketika seseorang selesai dari wudhu’ maka ia akan bersih dari noda-noda dosa tersebut. Dari sahabat Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila seorang muslim atau mukmin berwudhu’ kemudian mencuci wajahnya, maka akan keluar dari wajahnya tersebut setiap dosa pandangan yang dilakukan kedua matanya bersama air wudhu’ atau bersama akhir tetesan air wudhu’. Apabila ia mencuci kedua tangannya, maka akan keluar setiap dosa yang dilakukan kedua tangannya tersebut bersama air wudhu’ atau bersama akhir tetesan air wudhu’. Apabila ia mencuci kedua kaki, maka akan keluar setiap dosa yang disebabkan langkah kedua kakinya bersama air wudhu’ atau bersama tetesan akhir air wudhu’, hingga ia selesai dari wudhu’nya dalam keadaan suci dan bersih dari dosa -dosa.” (HR Muslim no. 244).
Selain itu, dengan selalu menjaga wudhu’ seseorang akan memperoleh kebahagiaan yang tak bisa diberikan produk kecantikan manapun, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Maukah kalian aku tunjukkan suatu amalan yang dengannya Allah akan menghapus dosa-dosa dan mengangkat derajatnya? Para sahabat berkata: “Tentu, wahai Rasulullah. Kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Menyempurnakan wudhu’ walaupun dalam kondisi sulit, memperbanyak jalan ke masjid, dan menunggu shalat setelah shalat, maka itulah yang disebut dengan ar ribath.” (HR. Muslim no. 251)
Siapa yang tak menginginkan wajah bercahaya yang mudah dikenali Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam? Siapa yang tak ingin dosa-dosanya dihapus dan derajatnya dinaikkan Allah? Saya yakin, semua umat Islam pasti menginginkannya.
Subhanallah! Kilauan mutiara hikmah dari kejadian usai shalat Maghrib itu kini ada di hadapan mata…

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/06/21229/rahasia-wajah-bercahaya/#ixzz1zWFWIaXv
readmore »»  
“Bagaimana engkau mengenali umatmu setelah sepeninggalmu, wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam Seraya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Tahukah kalian bila seseorang memiliki kuda yang berwarna putih pada dahi dan kakinya di antara kuda-kuda yang berwarna hitam yang tidak ada warna selainnya, bukankah dia akan mengenali kudanya? Para sahabat menjawab: “Tentu wahai Rasulullah.” Rasulullah berkata: “Mereka (umatku) nanti akan datang dalam keadaan bercahaya pada dahi dan kedua tangan dan kaki, karena bekas wudhu’ mereka.” (HR. Muslim no. 249)
readmore »»  

Yang Biasa Beralasan "Jilbabin dulu hatinya, baru kepalanya,". Baca Ini!

Kisah ini kubaca sekitar satu tahun lalu di salah satu fanpage di facebook. Dan setelah membacanya, hatiku semakin kuat meyakini akan kebenaran perintah Allah untuk berjilbab. Mari kita simak ^^
***
Sebut saja Rana. Ia adalah wanita yang baik budinya. Senantiasa tersenyum dan ramah kepada siapa saja. Rana, wanita berusia 23 tahun. Sudah bisa dibilang sukses di umurnya yang sangat muda itu. Rana juga seorang penganut agama Islam yang taat. Tidak pernah meninggalkan sholat 5 waktu. Puasa sunnah nya juga rajin. Ia juga tidak pernah lupa menyisihkan penghasilannya untuk bersedekah. Baru-baru ini, Rana telah sanggup memberangkatkan kedua orangtuanya untuk pergi haji setelah setahun sebelumnya ia membelikan sebuah hunian baru bagi kedua orang yang sangat dicintainya itu.
Rana belum menikah.
Ia adalah sosok wanita yang sangat mengejar karir. Tujuannya hanyalah untuk membahagiakan kedua orangtuanya.
Tetapi, Rana tidak berjilbab. Berkali-kali teman sekantornya menanyakan alasan mengapa dia belum berjilbab. Dan jawabannya tidak pernah berubah. "Aku mau menjilbabi hatiku dulu, baru kepalanya,"ujarnya.
Menurutnya, percuma orang memakai kerudung kalau hatinya masih busuk. Masih suka menggunjing. Dan tidak patuh pada seluruh kewajiban lainnya seperti sholat, puasa, dll.
Rana adalah orang yang kritis terhadap hal-hal seperti itu.
Pada suatu malam,ketika ia pulang kerja, badannya terasa lelah sekali. Seharian duduk di depan komputer membuat matanya sedikit sakit.
Ingin sekali rasanya ia langsung berbaring diatas kasur yang empuk. Tetapi ia teringat bahwa ia belum sholat isya'. Maka ia pun segera bangkit dan mengambil air wudhu lalu sholat.
Seusai sholat, ia pun tertidur.
Dalam tidurnya, Rana bermimpi berada di suatu tempat yang sangat indah. Sebuah taman yang ada banyak bunga berwarna-warni dan harum wanginya. Harum yang tak pernah ia temukan selama ini.
Matanya berkeliling. Melihat ke segala arah. Ada banyak wanita sepertinya yang juga duduk di sekitar taman. Mereka terlihat begitu bahagia. Sama seperti dirinya.
Rana berjalan dan bertanya pada seorang wanita yang sedang melihat-lihat bunga tak jauh dari tempat duduknya.
   "Permisi mbak, aku Rana. Kalau boleh tahu, kita ini ada di Surga ya?"tanya Rana sangking bagusnya tempat itu.
   "Oh tentu saja bukan,"jawabnya sambil tersenyum. "Tempat yang indah ini hanya tempat tunggunya. Surganya ada disebelah sana, kau lihat?"lanjutnya sambil menunjukkan sebuah pintu yang sangat besar dan sangat indah di ujung jalan sana.
Rana terperangah. Ada rasa bahagia yang terbuncah dalam dada nya. Ia merasa seluruh usahanya selama ini di dunia tidaklah sia-sia. Bahagia yang tiada tara.
Rana tersenyum.
Tiba-tiba, pintu itu terbuka. Para wanita yang tadi asyik bermain-main di taman segera berjalan mendekatinya. Dan satu persatu dari mereka pun masuk ke dalamnya dengan senyum tersungging.
Rana berdiri menatap terpaku ke depan pintu.
   "Ukhti, Ayo kita kesana. Pintu surga telah terbuka,"seru wanita tadi kepada Rana. Ia segera mengerjap-ngerjap dan berlari menyusul. 
Rana berlari semakin kencang. Namun pintu itu tak kunjung bisa dicapainya.
Sedangkan wanita tadi, ia sudah bisa memegang pintu itu. Rana panik. Semakin ia percepat larinya. Tetapi tetap saja, pintu itu terasa semakin menjauh.
   "Hei! Tunggu aku. Bagaimana kau bisa sampai kesana dengan berjalan santai sedangkan aku yang berlari tidak juga sampai?"tanya Rana dari jauh. Wanita itu hanya tersenyum dan  mulai melangkah masuk.
Rana semakin kepayahan. Tersengal-sengal napasnya. Ia pun memutuskan untuk berhenti. Hampir menyerah.
   "Ukhti!"panggil wanita itu. Kaki kanan dan sebelah badannya telah masuk ke balik pintu.
   "Kau tahu apa yang membedakanmu denganku?"tanyanya.
Rana menoleh, "Apa? Apakah amalanmu lebih banyak dariku? Apakah amalanku selama ini yang membedakanmu denganku?"Rana balik bertanya.
Wanita itu menggeleng pelan sambil tetap menyungging senyum.
   "Bukan itu. Amalan yang kulakukan sama seperti yang kau lakukan. Sholat, puasa, membaca Al-Qur'an, sedekah dan sebagainya,"ujarnya.
   "Lalu karena apa?"tanya Rana.
   "Lihatlah ukhti, apa yang membedakanmu denganku,"ujarnya tegas.
Rana melihat wanita itu dengan seksama. Lalu melihat ke arah dirinya sendiri. Tahulah dia terletak dimana perbedaan diantara mereka itu.
   "Ukhti, bukankah kau hanya ingin menjilbabi hatimu? Maka, kini biarlah surga ini hanya sampai di hatimu. Dan selalu menjadi angan-anganmu,"ujar wanita itu. Lalu ia pun masuk ke balik pintu sebagai yang terakhir. Pintu yang sangat indah itu pun tertutup.
Rasa sedih tiba-tiba merasuk di hati Rana. Ia menangis sejadi-jadinya. Ia inginmasuk kedalam sana bersama seluruh wanita tadi. Bukan hanya sampai di tempat tunggu ini.
Rana terbangun.
Matanya basah oleh air mata. Rasa sedih yang teramat sangat itu masih ada di dalam dadanya. Sangat sedih. Segera ia beristighfar dan menangis lagi mengingat tinggal sedikit lagi ia bisa mendapatkan surga tetapi terhalang oleh rambutnya yang tidak tertutup jilbab.
Rana segera bangkit dan mengambil air wudhu. Jarum jam menunjukkan pukul 3 pagi. Ia pun langsung melaksanakan sholat tahajud dan sholat taubat. Ia akui semua kesalahannya kepada Allah SWT. Dan saat itu juga ia niatkan pada dirinya untuk segera menutup kepalanya dengan jilbab.
Paginya, Rana pun bekerja dengan penampilan baru. Dengan jilbab di kepalanya.
readmore »»  

Jumat, 29 Juni 2012

Sepenggal Kisah di Sore Hari



Bel berbunyi tepat pukul 14.45.
It's time to go home, ujar banyak anak di kelas. Mereka sudah siap dengan tentengan dan tas nya masing-masing. Ada yang langsung pulang, ada juga yang langsung menuju tempat perkumpulan ekskul masing-masing.
   "Tumben lu langsung balik? Bukannya hari ini basket latihan ya?"tanya seorang temanku pada seorang yang lainnya. "Besok ulangan mas bro. Biologi. Lupa lu?"jawaban yang mengingatkan. Bagus. Aku jadi getir rasanya sekarang.
   "Ayo Far,"ajak temanku yang sudah siap dengan bawaannya. Aku menoleh sebentar. Rasa ragu itu tiba-tiba muncul.
Sore ini aku ada agenda untuk rapat bersama sebuah organisasi yang aku ikuti. Agenda mendadak. Kami akan membicarakan seputar dakwah yang kami lakukan di kota kami. Ada acara baru. Program baru. Dan sistem baru. Sepulang sekolah. Di tempat yang yah... lumayan jauh untuk anak sekolah.
Biologi. Bagaimana bentuk soalnya besok? Essay? Atau isian singkat? Atau justru Pilihan Ganda? Yang terakhir itu memiliki sangat sedikit kemungkinan tentunya.
Kami memutuskan untuk langsung berangkat dan sholat ashar di masjid A saja. Disini, ashar tiba pada jam 15.15 atau lebih. Dan kami masih punya waktu hampir setengah jam untuk mencicil lamanya waktu dalam perjalanan yang bisa mencapai 1 jam bahkan lebih.
Kami pun berangkat. Berdua.
Kucoba hilangkan sejenak pikiranku tentang biologi. Everythings gonna be ok, Girl, hiburku pada diri sendiri.
Kami menaiki sebuah angkutan warna biru yang lengang. Kopami. Dan kami dapat tempat duduk untungnya.
Aku mencoba membuka buku paket biologi dan membacanya sepanjang jalan. Walaupun tidak ada yang menyangkut di otakku, tetap kupaksakan untuk membacanya.
Sebuah kutipan ayat Al-Qur'an berdenging di telingaku. 'Jika kamu menolong agama Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu' ayat itu menenangkanku.
Tak disangka, macet melanda. Padahal ini bukan seharusnya jam macet di arah jalan yang kesini. Oh my God. Lama sekali. Hampir satu jam. Seharusnya sekarang kami sudah sampai. Pukul 16.05 di jam tanganku.
Dan bagusnya, rapat dimulai jam 16.00 berdasarkan jam normal. Bukan jam karet. Entah akan berubag menjadi angka berapa jika kita gunakan jam elastis itu.
Good. 17.05 kami tiba. Mungkin saat kami bilang "Assalamu'alaikum", seseorang dibalik hijab sana sudah mengatakan "Wassalamu'alaikum". Entahlah.
Kami tiba dan ternyata rapat belum dimulai. Wow. Ternyata mereka benar-benar menggunakan jam karet. Hahaha..
18.00. Adzan maghrib terdengar. Kami melaksanakan sholat maghrib disana. Dengan seragam lengkap. Bagus. Lima menit yang lalu sang pemimpin rapat baru datang. Mau pulang jam berapa? pikirku kesal.
Setelah usai sholat, kami melaksanankan rapat. Pukul18.45 rapat singkat itu usai dan kami pulang ke rumah masing-masing.
Aku dan temanku mengantre trans jakarta di halte Senen yang subhanallah, padat sekali. Bus yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang. Sekalinya ada, pasti penuh. Dan dari puluhan orang yang mengantre disini hanya ada dua tiga orang yang bisa masuk. Masya Allah.
Benar saja. Jarum jem menunjukkan pukul 8 lewat. Para penumpang yang mengantre sudah ada yang keluar halte sangking lamanya. Dan yang tersisa tinggal beberapa. Kabar baik. Sebuah bus yang agak kosong datang. Kami bisa masuk sekarang. Kabar buruk. Handphone ku lowbet. Mati. Begitupun dengan temanku. Itu artinya kami tidak bisa menghubungi orangtua kami dirumah. Perutku tiba-tiba sakit.
***
Aku turun di halte taman kota pukul 9 malam. Tiba-tiba terbayang olehku wajah bapak dan ibu yang sedang marah-marah. Dan wajah pak Mar, guru biologiku. Aha! Biologi! Aku belum belajar. Tetapi badan ini pegal sekali rasanya. Capek.
Aku melewati jalanan yang sudah sangat sepi. Orang-orang sudah bersarang dirumahnya masing-masing. Anak sekolah yang masih berkeliaran di malam hari, mungkin itu pikiran beberapa bapak-bapak yang melihatku berjalan sendirian dengan seragam putih abu-abu lengkap. Huft!
Aku membuka pintu rumah. Dan tepat seperti dugaanku, bapak sudah menelepon teman-teman sekolahku yang lain untuk menanyakan keberadaanku. Aku dimarahi habis-habisan. Tapi bukan itu yang aku permasalahkan. Melainkan ulangan biologi esok hari.
Mataku berat. Setelah sholat isya, aku tertidur dengan masih mengenakan mukenah. 
***
   "Soal nya kayak wahyu Tuhan!"seru seorang temanku seusai ulangan, "soal apaan tuh? gue udah belajar abis-abisan kemaren, tetep aja nge blang!"lanjutnya. Aku nyengir. "Apalagi gue yang mati sebelum belajar?"pikirku.
***
Nilai ulangan dibagikan. Aku tak berano melihatnya. Segera saja kumasukkan kertas hasil ulangan yang sudah diwarnai tinta merah itu ke dalam tas. Sangat tidak memuaskan. Yah. Akhirnya aku beranikan diri membuka nilai itu. Merah. Merah hati. Atau mungkin bahkan merah marun. Merah tua. Sangat jeblok, anjlok, tak tersisa. -_-
Aku menyabarkan diri. Lalu mulai menghibur diri sendiri. Hiburan palsu. Belum pernah aku mendapat angka ini selama sejarah kehidupan sekolahku. Sungguh terlalu.
Sejenak aku berpikir, dan ayat Al-Qur'an itu terngiang lagi. Salah satu hati kecilku berteriak memaki
"Ah boong! Ayat itu bohong! Gue udah bela-belain capek buat ngurusin dakwah, tapi kenapa Allah nggak bantu gue? Mana janji-Mu?"
Tapi hati ku yang lebih kecil lagi juga berkata
"Emang salah gue. Gue yang nggak maksimal belajar. Harusnya gue bisa lebih prioritasin mana yang perlu dilakuin dan mana yang enggak. Ini bukan salah Allah. Karena Allah nggak pernah salah. Pasti ada hikmahnya. Ya kan paling nggak lo bisa introspeksi diri lagi buat kedepannya. Ini pengalaman. INGET, PENGALAMAN ITU GURU TERBAIK!"
Tiba-tiba sakit perutku muncul lagi
***
Hari itu aku sedang duduk diam di kelas. Merenung. Pelajaran agama kali ini sepertinya akan ngaret karena gurunya tak kunjung datang. 
   "Far, dicari anak kelas sepuluh tuh,"ujar salah seorang temanku.
Itu Ummah. Adik kelasku.
   "Kenapa Mah?"tanyaku.
   "Kakak, ka Syafwa, sama ka Iffah dipanggil Bu Dwi,"ujarnya. Kami bertiga segera turun dan menemui ibu guru yang sudah beberapa bulan ini membimbing kami untuk olimpiade kebumian.
   "Fara, Syafwa, Iffah, dan Ummah,"ujarnya dengan sedikit bumbu dramatis yang menggelikan, "Selamat, kalian lolos ke tingkat provinsi,"lanjutnya. Hah?
Hey, aku tidak serius mengikuti ajang lomba ini. Aku hanya main-main. Mengerjakan soalnya saja aku tidak sepenuh hati. Bagaimana bisa?
   "Nanti habis dari Jogja,kalian pembinaan selama delapan hari di SMA 1 ya, berjuang ya nak. pokoknya minimal kalian harus lolos ke provinsi tahap 2 dulu, ok?"
Pagi itu, aku tidak begitu suprise dengan berita kelolosan kami. Biasa saja. Tetapi, Allah Maha Mengetahui.
Kini, aku Syafwa, dan Iffah sedang menunggu kelolosan kami ke tahap Nasional. Semua yang telah ku lakukan, ternyata dibalas setimpal oleh-Nya.
Aku yang dulu tak bergairah dengan kebmian, kini justru sangat mendamba-dambakan menjadi ahli geologi Indonesia.
Dan soal nilai biologi itu, aku teringat ucapan seorang kakak kelas
"Allah Maha Mendengar. Maka, berdoalah pada-Nya. Allah pasti akan mengabulkan do'a kita. Tetapi, ada tiga kemungkinan yang Dia bisa lakukan. Pertama, do'a mu akan langsung terkabul saat itu juga dan sesuai dengan yang kau minta. Kedua, Allah akan mengabulkan sesuai dengan keinginanmu tetapi tidak saat itu juga. Dan ketiga, Allah akan mengabulkan do'a mu tetapi tidak sesuai dengan yang kau inginkan, melainkan akan diganti dengan yang lebih baik. Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk kita. Jadi, jangan malas berdo'a ya,"
***
Ya. Aku telah berusaha menolong agama Allah bahkan sampai rela pulang sedemikian larut dan terkena amarah dari orangtua. Nilaiku juga jeblok karena itu. Tetapi Allah juga menolongku. Dengan pertolongan lain yang jauh lebih indah ^_^
Walau begitu, aku belajar dua hal dari kejadian waktu itu. Prioritas dan Bersungguh-sungguh. Aku harus melakukan keduanya jika memang ingin cita-citaku tercapai. Disamping selalu berdo'a kepada Allah tentunya ^_^.
readmore »»  

Kamis, 28 Juni 2012

FATIMAH AZ-ZAHRA AS, PENGHULU WANITA SEMESTA


Mukadimah

Dahulu kala, masyarakat memandang perempuan bagaikan hewan atau bagian dari kekayaan yang dimiliki oleh seorang laki-laki. Demikian pula masyarakat Arab pada masa Jahiliyah. Mereka senantiasa memandang wanita sebagai makhluk yang hina. Bahkan, sebagian di antara mereka ada yang menguburkan anak perempuan mereka hidup-hidup.
Ketika fajar mentari Islam terbit, Islam memberikan hak kepada kaum hawa dan telah menentukan pula batas-batasnya, seperti hak sebagai ibu, hak sebagai istri, dan hak sebagai pemudi.
Tentu kita semua sering mendengar hadis Nabi saw yang menyatakan, “Surga itu terletak di bawah kaki ibu.”
Di lain kesempatan, beliau bersabda, "Kerelaan Allah terletak pada kerelaan orang tua." (Dan perempuan termasuk salah satu dari orang tua).
Islam telah memberikan batasan kemanusiaan kepada wanita dan memberikan aturan, undang-undang yang menjamin perlindungan, penjagaan terhadap kemuliaan wanita dan kehormatannya.
Sebagai contoh yang jelas ialah hijab atau jilbab. Jilbab bukanlah penjara bagi wanita, tapi ia merupakan kebanggaan baginya, sebagaimana kita selalu melihat permata yang tersimpan rapi di dalam kotaknya, atau buah-buahan yang tersembunyi di balik kulitnya.
Sedangkan bagi wanita muslimah, Allah SWT telah memberikan aturan yang dapat melindunginya dan menjaga diriya, yaitu jilbab. Bahkan tidak hanya sekedar pelindung, jilbab dapat menambah ketenangan dan keindahan pada diri wanita tersebut.
Wanita dalam pandangan Islam berbeda secara mencolok dari apa yang terjadi di Barat. Dunia Barat memandang wanita laksana benda atau materi yang layak untuk diiklankan, diperdagangkan, dan bisa diambil keuntungan materinya, dengan dalih memelihara etika dan kemuliaan wanita sebagai manusia.
Pandangan ini benar-benar telah membuat nilai wanita terpuruk dan terpisah dari naluri serta nilai-nilai kemanusiaan. Kita juga menyaksikan keretakan keluarga, perceraian yang terjadi di dalam masyarakat Barat telah sedemikian mengkuatirkan.
Dalam pandangan dunia Barat, wanita telah berubah menjadi seonggok barang yang tidak berharga lagi, baik dalam dunia perfilman, iklan, promosi, ataupun dalam dunia kontes kecantikan.
Teman-teman, marilah kita sejenak menengok sosok teladan kaum wanita dalam Islam yang terwujud dalam kehidupan putri Rasulullah tercinta.
Dialah Siti Fatimah Az-Zahra as.
Putri tersayang Nabi Muhammad saw.
Istri tercinta Imam Ali as.
Bunda termulia Hasan, Husain, dan Zainab as.

Hari Lahir

Fatimah as dilahirkan pada tahun ke-5 setelah Muhammad saw diutus menjadi Nabi, bertepatan dengan tiga tahun setelah peristiwa Isra' dan Mikraj beliau.
Sebelumnya, Jibril as telah memberi kabar gembira kepada Rasulullah akan kelahiran Fatimah. Ia lahir pada hari Jumat, 20 Jumadil Akhir, di kota suci Makkah.

Fatimah di Rumah Wahyu

Fatimah as hidup dan tumbuh besar di haribaan wahyu Allah dan kenabian Muhammad saw. Beliau dibesarkan di dalam rumah yang penuh dengan kalimat-kalimat kudus Allah SWT dan ayat-ayat suci Al-Qur'an.
Acapkali Rasulullah saw melihat Fatimah masuk ke dalam rumahnya, beliau langsung menyambut dan berdiri, kemudian mencium kepala dan tangannya.
Pada suatu hari, ‘Aisyah bertanya kepada Rasulullah saw tentang sebab kecintaan beliau yang sedemikian besar kepada Fatimah as.
Beliau menegaskan, “Wahai ‘Aisyah, jika engkau tahu apa yang aku ketahui tentang Fatimah, niscaya engkau akan mencintainya sebagaimana aku mencintainya. Fatimah adalah darah dagingku. Ia tumpah darahku. Barang siapa yang membencinya, maka ia telah membenciku, dan barang siapa membahagiakannya, maka ia telah membahagiakanku.”
Kaum muslimin telah mendengar sabda Rasulullah yang menyatakan, bahwa sesungguhnya Fatimah diberi nama Fatimah karena dengan nama itu Allah SWT telah melindungi setiap pecintanya dari azab neraka.
Fatimah Az-Zahra’ as menyerupai ayahnya Muhammad saw dari sisi rupa dan akhlaknya.
Ummu Salamah ra, istri Rasulullah, menyatakan bahwa Fatimah adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah. Demikian juga ‘Aisyah. Ia pernah menyatakan bahwa Fatimah adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah dalam ucapan dan pikirannya.
Fatimah as mencintai ayahandanya melebihi cintanya kepada siapa pun.
Setelah ibunda kinasihnya, Khadijah as wafat, beliaulah yang merawat ayahnya ketika masih berusia enam tahun. Beliau senantiasa berusaha untuk menggantikan peranan ibundanya bagi ayahnya itu.
Pada usianya yang masih belia itu, Fatimah menyertai ayahnya dalam berbagai cobaan dan ujian yang dilancarkan oleh orang-orang musyrikin Makkah terhadapnya. Dialah yang membalut luka-luka sang ayah, dan yang membersihkan kotoran-kotoran yang dilemparkan oleh orang-orang Quraisy ke arah ayahanda tercinta.
Fatimah senantiasa mengajak bicara sang ayah dengan kata-kata dan obrolan yang dapat menggembirakan dan menyenangkan hatinya. Untuk itu, Rasulullah saw memanggilnya dengan julukan Ummu Abiha, yaitu ibu bagi ayahnya, karena kasih sayangnya yang sedemikian tercurah kepada ayahandanya.

Pernikahan Fatimah as

Setelah Fatimah as mencapai usia dewasa dan tiba pula saatnya untuk beranjak pindah ke rumah suaminya (menikah), banyak dari sahabat-sahabat yang berupaya meminangnya. Di antara mereka adalah Abu Bakar dan Umar. Rasulullah saw menolak semua pinangan mereka. Kepada mereka beliau mengatakan, “Saya menunggu keputusan wahyu dalam urusannya (Fatimah as).”
Kemudian, Jibril as datang untuk mengkabarkan kepada Rasulullah saw, bahwa Allah telah menikahkan Fatimah dengan Ali bin Ali Thalib as. Tak lama setelah itu, Ali as datang menghadap Rasulullah dengan perasaan malu menyelimuti wajahnya untuk meminang Fatimah as. Sang ayah pun menghampiri putri tercintanya untuk meminta pendapatnya seraya menyatakan, “Wahai Fatimah, Ali bin Abi Thalib adalah orang yang telah kau kenali kekerabatan, keutamaan, dan keimanannya. Sesungguhnya aku telah memohonkan pada Tuhanku agar menjodohkan engkau dengan sebaik-baik mahkluk-Nya dan seorang pecinta sejati-Nya. Ia telah datang menyampaikan pinangannya atasmu, bagaimana pendapatmu atas pinangan ini?"
Fatimah as diam, lalu Rasulullah pun mengangkat suaranya seraya bertakbir, “Allahu Akbar! Diamnya adalah tanda kerelaannya.”

Acara Pernikahan

Rasulullah saw kembali menemui Ali as sambil mengangkat tangan sang menantu seraya berkata, “Bangunlah! 'Bismillah, bi barakatillah, masya’ Allah la quwwata illa billah, tawakkaltu 'alallah.”
Kemudian, Nabi saw menuntun Ali dan mendudukkannya di samping Fatimah. Beliau berdoa, “Ya Allah, sesungguhnya keduanya adalah makhluk-Mu yang paling aku cintai, maka cintailah keduanya, berkahilah keturunannya, dan peliharalah keduanya. Sesungguhnya aku menjaga mereka berdua dan keturunannya dari setan yang terkutuk.”
Rasulullah mencium keduanya sebagai tanda ungkapan selamat berbahagia. Kepada Ali, beliau berkata, “Wahai Ali, sebaik-baik istri adalah istrimu.”
Dan kepada Fatimah, beliau menyatakan, “Wahai Fatimah, sebaik-baik suami adalah suamimu”.
Di tengah-tengah keramaian dan kerumunan wanita yang berasal dari kaum Anshar, Muhajirin, dan Bani Hasyim, telah lahir sesuci-suci dan seutama-utamanya keluarga dalam sejarah Islam yang kelak menjadi benih bagi Ahlulbait Nabi yang telah Allah bersihkan kotoran jiwa dari mereka dan telah sucikan mereka dengan sesuci-sucinya.
Acara pernikahan kudus itu berlangsung dengan kesederhanaan. Saat itu, Ali tidak memiliki sesuatu yang bisa diberikan sebagai mahar kepada sang istri selain pedang dan perisainya. Untuk menutupi keperluan mahar itu, ia bermaksud menjual pedangnya. Tetapi Rasulullah saw mencegahnya, karena Islam memerlukan pedang itu, dan setuju apabila Ali menjual perisainya.
Setelah menjual perisai, Ali menyerahkan uangnya kepada Rasulullah saw. Dengan uang tersebut beliau menyuruh Ali untuk membeli minyak wangi dan perabot rumah tangga yang sederhana guna memenuhi kebutuhan keluarga yang baru ini.
Kehidupan mereka sangat bersahaja. Rumah mereka hanya memiliki satu kamar, letaknya di samping masjid Nabi saw.
Hanya Allah SWT saja yang mengetahui kecintaan yang terjalin di antara dua hati, Ali dan Fatimah. Kecintaan mereka hanya tertumpahkan demi Allah dan di atas jalan-Nya.
Fatimah as senantiasa mendukung perjuangan Ali as dan pembelaannya terhadap Islam sebagai risalah ayahnya yang agung nan mulia. Dan suaminya senantiasa berada di barisan utama dan terdepan dalam setiap peperangan. Dialah yang membawa panji Islam dalam setiap peperangan kaum muslimin. Ali pula yang senantiasa berada di samping mertuanya, Rasulullah saw.
Fatimah as senantiasa berusaha untuk berkhidmat dan membantu suami, juga berupaya untuk meringankan kepedihan dan kesedihannya. Beliau adalah sebaik-baik istri yang taat. Beliau bangkit untuk memikul tugas-tugas layaknya seorang ibu rumah tangga. Setiap kali Ali pulang ke rumah, ia mendapatkan ketenangan, ketentraman, dan kebahagiaan di sisi sang istri tercinta.
Fatimah as merupakan pokok yang baik, yang akarnya menghujam kokoh ke bumi, dan cabangnya menjulang tinggi ke langit. Fatimah dibesarkan dengan cahaya wahyu dan beranjak dewasa dengan didikan Al-Qur'an.

Keluarga Teladan

Kehidupan suami istri adalah ikatan yang sempurna bagi dua kehidupan manusia untuk menjalin kehidupan bersama.
Kehidupan keluarga dibangun atas dasar kerjasama, tolong menolong, cinta, dan saling menghormati.
Kehidupan Ali dan Fatimah merupakan contoh dan teladan bagi kehidupan suami istri yang bahagia. Ali senantiasa membantu Fatimah dalam pekerjaan-pekerjaan rumah tangganya. Begitu pula sebaliknya, Fatimah selalu berupaya untuk mencari keridhaan dan kerelaan Ali, serta senantiasa memberikan rasa gembira kepada suaminya.
Pembicaraan mereka penuh dengan adab dan sopan santun. "Ya binta Rasulillah"; wahai putri Rasul, adalah panggilan yang biasa digunakan Imam Ali setiap kali ia menyapa Fatimah. Sementara Sayidah Fatimah sendiri menyapanya dengan panggilan “Ya Amirul Mukminin”; wahai pemimpin kaum mukmin.
Demikianlah kehidupan Imam Ali as dan Sayidah Fatimah as.
Keduanya adalah teladan bagi kedua pasangan suami-istri, atau pun bagi orang tua terhadap anak-anaknya.

Buah Hati

Pada tahun ke-2 Hijriah, Fatimah as melahirkan putra pertamanya yang oleh Rasulullah saw diberi nama “Hasan”. Rasul saw sangat gembira sekali atas kelahiran cucunda ini. Beliau pun menyuarakan azan pada telinga kanan Hasan dan iqamah pada telinga kirinya, kemudian dihiburnya dengan ayat-ayat Al-Qur'an.
Setahun kemudian lahirlah Husain. Demikianlah Allah SWT berkehendak menjadikan keturunan Rasulullah saw dari Fatimah Az-Zahra as. Rasul mengasuh kedua cucunya dengan penuh kasih dan perhatian. Tentang keduanya beliau senantiasa mengenalkan mereka sebagai buah hatinya di dunia.
Bila Rasulullah saw keluar rumah, beliau selalu membawa mereka bersamanya. Beliau pun selalu mendudukkan mereka berdua di haribaannya dengan penuh kehangatan.
Suatu hari Rasul saw lewat di depan rumah Fatimah as. Tiba-tiba beliau mendengar tangisan Husain. Kemudian Nabi dengan hati yang pilu dan sedih mengatakan, “Tidakkah kalian tahu bahwa tangisnya menyedihkanku dan menyakiti hatiku.”
Satu tahun berselang, Fatimah as melahirkan Zainab. Setelah itu, Ummu Kultsum pun lahir. Sepertinya Rasul saw teringat akan kedua putrinya Zainab dan Ummu Kultsum ketika menamai kedua putri Fatimah as itu dengan nama-nama tersebut.
Dan begitulah Allah SWT menghendaki keturunan Rasul saw berasal dari putrinya Fatimah Zahra as.

Kedudukan Fatimah Az-Zahra’ as

Meskipun kehidupan beliau sangat singkat, tetapi beliau telah membawa kebaikan dan berkah bagi alam semesta. Beliau adalah panutan dan cermin bagi segenap kaum wanita. Beliau adalah pemudi teladan, istri tauladan dan figur yang paripurna bagi seorang wanita. Dengan keutamaan dan kesempurnaan yang dimiliki ini, beliau dikenal sebagai “Sayyidatu Nisa’il Alamin”; yakni Penghulu Wanita Alam Semesta.
Bila Maryam binti ‘Imran, Asiyah istri Firaun, dan Khadijah binti Khuwalid, mereka semua adalah penghulu kaum wanita pada zamannya, tetapi Sayidah Fatimah as adalah penghulu kaum wanita di sepanjang zaman, mulai dari wanita pertama hingga wanita akhir zaman.
Beliau adalah panutan dan suri teladan dalam segala hal. Di kala masih gadis, ia senantiasa menyertai sang ayah dan ikut serta merasakan kepedihannya. Pada saat menjadi istri Ali as, beliau selalu merawat dan melayani suaminya, serta menyelesaikan segala urusan rumah tangganya, hingga suaminya merasa tentram bahagia di dalamnya.
Demikian pula ketika beliau menjadi seorang ibu. Beliau mendidik anak-anaknya sedemikian rupa atas dasar cinta, kebaikan, keutamaan, dan akhlak yang luhur dan mulia. Hasan, Husain, dan Zainab as adalah anak-anak teladan yang tinggi akhlak dan kemanusiaan mereka.

Kepergian Sang Ayah

Sekembalinya dari Haji Wada‘, Rasulullah saw jatuh sakit, bahkan beliau sempat pingsan akibat panas dan demam keras yang menimpanya. Fatimah as bergegas menghampiri beliau dan berusaha untuk memulihkan kondisinya. Dengan air mata yang luruh berderai, Fatimah berharap agar sang maut memilih dirinya dan merenggut nyawanya sebagai tebusan jiwa ayahandanya.
Tidak lama kemudian Rasul saw membuka kedua matanya dan mulai memandang putri semata wayang itu dengan penuh perhatian. Lantas beliau meminta kepadanya untuk membacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Fatimah pun segera membacakan Al-Qur'an dengan suara yang khusyuk.
Sementara sang ayah hayut dalam kekhusukan mendengarkan kalimat-kalimat suci Al-Qur'an, Fatimah pun memenuhi suasana rumah Nabi. Beliau ingin menghabiskan detik-detik akhir hayatnya dalam keadaan mendengarkan suara putrinya yang telah menjaganya dari usia yang masih kecil dan berada di samping ayahnya di saat dewasa.
Rasul saw meninggalkan dunia dan ruhnya yang suci mi’raj ke langit.
Kepergian Rasul saw merupakan musibah yang sangat besar bagi putrinya, sampai hatinya tidak kuasa memikul besarnya beban musibah tersebut. Siang dan malam, beliau selalu menangis.
Belum lagi usai musibah itu, Fatimah as mendapat pukulan yang lebih berat lagi dari para sahabat yang berebut kekuasaan dan kedudukan.
Setelah mereka merampas tanah Fadak dan berpura-pura bodoh terhadap hak suaminya dalam perkara khilafah (kepemimpinan), Fatimah Az-Zahra’ as berupaya untuk mempertahankan haknya dan merebutnya dengan keberanian yang luar biasa.
Imam Ali as melihat bahwa perlawanan terhadap khalifah yang dilakukan Sayidah Fatimah as secara terus menerus bisa menyebabkan negara terancam bahaya besar, hingga dengan begitu seluruh perjuangan Rasul saw akan sirna, dan manusia akan kembali ke dalam masa Jahiliyah.
Atas dasar itu, Ali as meminta istrinya yang mulia untuk menahan diri dan bersabar demi menjaga risalah Islam yang suci.
Akhirnya, Sayidah Fatimah as pun berdiam diri dengan menyimpan kemarahan dan mengingatkan kaum muslimin akan sabda Nabi, “Kemarahannya adalah kemarahan Rasulullah, dan kemarahan Rasulullah adalah kemarahan Allah SWT.”
Sayidah Fatimah as diam dan bersabar diri hingga beliau wafat. Bahkan beliau berwasiat agar dikuburkan di tengah malam secara rahasia.

Kepergian Putri Tercinta Rasul

Bagaikan cahaya lilin yang menyala kemudian perlahan-lahan meredup. Demikianlah ihwal Fatimah Az-Zahra’ as sepeninggal Rasul saw. Ia tidak kuasa lagi hidup lama setelah ditinggal wafat oleh sang ayah tercinta. Kesedihan senantiasa muncul setiap kali azan dikumandangkan, terlebih ketika sampai pada kalimat Asyhadu anna Muhammadan(r) Rasulullah.
Kerinduan Sayidah Fatimah untuk segera bertemu dengan sang ayah semakin menyesakkan dadanya. Bahkan kian lama, kesedihannya pun makin bertambah. Badannya terasa lemah, tidak lagi sanggup menahan renjana jiwanya kepada ayah tercinta.
Demikianlah keadaan Sayidah Fatimah as saat meninggalkan dunia. Beliau tinggalkan Hasan yang masih 7 tahun, Husain yang masih 6 tahun, Zainab yang masih 5 tahun, dan Ummi Kultsum yang baru saja memasuki usia 3 tahun.
Yang paling berat dalam perpisahan ini, ia harus meninggalkan suami termulia, Ali as, pelindung ayahnya dalam jihad dan teman hidupnya di segala medan.
Sayidah Fatimah as memejamkan mata untuk selamanya setelah berwasiatkan kepada suaminya akan anak-anaknya yang masih kecil. Beliau pun mewasiatkan kepada sang suami agar menguburkannya secara rahasia. Hingga sekarang pun makam suci beliau masih misterius. Dengan demikian terukirlah tanda tanya besar dalam sejarah tentang dirinya.
Fatimah Az-Zahra’ as senantiasa memberikan catatan kepada sejarah akan penuntutan beliau atas hak-haknya yang telah dirampas. Sehingga umat Islam pun kian bertanya-tanya terhadap rahasia dan kemisterian kuburan beliau.
Dengan penuh kesedihan, Imam Ali as duduk di samping kuburannya, diiringi kegelapan yang menyelimuti angkasa. Kemudian Imam as mengucapkan salam, “Salam sejahtera bagimu duhai Rasulullah ... dariku dan dari putrimu yang kini berada di sampingmu dan yang paling cepat datang menjumpaimu.
"Duhai Rasulullah! Telah berkurang kesabaranku atas kepergian putrimu, dan telah berkurang pula kekuatanku ... Putrimu akan mengabarkan kepadamu akan umatmu yang telah menghancurkan hidupnya. Pertanyaan yang meliputinya dan keadaan yang akan menjawab. Salam sejahtera untuk kalian berdua!”[]

Riwayat Singkat Sayidah Fatimah as

Nama        : Fatimah.
Julukan    : Az-Zahra’, Al-Batul, At-Thahirah.
Ayah         : Mahammad.
Ibu            : Khadijah binti Khuwailid.
Kelahiran : Jumat 20 Jummadil Akhir.
Tempat     : Makkah Al-Mukarramah.
Wafat       : MadinahAl-Munawarah, Tahun 11 H.
Makam    : Tidak diketahui.
readmore »»  

Selasa, 01 Mei 2012

Share.

Bismillahirrahmanirrahim
Besok aku dan 124 teman se DKI Jakarta yang lain akan berperang merebutkan 70 kursi terbaik untuk ke jenjang berikutnya.
SEMANGAT!!! :)
readmore »»  

Sabtu, 28 April 2012

Pengorbanan Dan Kemenangan




Bismillahirrahmanirrahim
Waktu menunjukkan pukul 13.00 ketika aku sampai di Masjid Ar-Royan, Jakarta Barat. Niat awal, aku datang untuk memenuhi panggilan syuro dari sang mas'ul salah satu organisasi yang aku ikuti. Tetapi aneh, tak seperti biasa, keadaan masjid lumayan ramai dan semua pintunya terbuka lebar. Ada acara kah?
Aku berjalan mencari para anggota. Namun sejauh mata memandang, hanya segerombol akhwat paruh baya dan beberapa bapak-bapak yang kulihat disana. Mas'ul nya nya pun tak ada. Aku duduk menikmati sepoian angin di teras masjid masih dengan rasa kesal dalam dada. Sambil membaca sebuah novel, kucoba menunggu kedatangan para anggota.
Satu jam hampir aku disana. Rupanya sedang ada pengajian di masjid itu. Kalau begitu, mungkinkah kami mengadakan syuro disini? Sepertinya tidak.
Para akhwat di dalam sana msedang membaca al-matsurat saat aku memutuskan untuk berdiri menuju pintu masjid. Setelah bertanya-tanya pada salah seorang panitia (sepertinya) taulah aku bahwa di dalam adalah pengajian khusus akhwat. Akupun memutuskan untuk bergabung. Tanpa teman, aku duduk sebagai yang termuda (sepertinya) di barisan belakang.
"Dari mana mbak?"tanya seorang ibu yang duduk di sampingku. Aku menyebutkan alamat rumah dan alasan aku datang kesini sebenarnya. Ibu itu tersenyum dan mengangguk. Beliau menjelaskan tentang acara ini dan taulah aku bahwa ini adalah Jalasan Ruhiyah (JR) yang diadakan oleh PKS sebulan sekali. Semua yang disini adalah akhwat simpatisan PKS. Dan bapak-bapak yang diluar adalah ikhwan (suami/kerabat) mereka yang juga simpatisan PKS. Aku sedikit kaget dibuatnya.
Selama pengajian, aku mencoba untuk tenang dan memperbaharui niat. Kalau tak dapat syuronya, lihat saja apa gantinya. Ilmu yang insya Allah sangat bermanfaat. Disini, aku mencoba untuk meringkas dan berbagi apa yang kudapatkan pada Jalasah Ruhiyah kali ini. Silahkan disimak ^^

Pengorbanan dan Kemenangan. Disampaikan oleh Ustadzah Ma'wah.

Orang-orang yang ada di jalan dakwah hidupnya lebih terarah. Karena memiliki murabbi yang menuntun mereka dan insya Allah setiap perbuatannya sesuai Al-Qur'an dan Sunnah. Karena itu berbahagialah bagi antum yang sudah berada di jalan dakwah.

Keberadaan kita di jalan ini bukanlah karena kebetulan. Karena tak ada yang kebetulan di dunia ini. Keberadaan kita disini adalah karena Allah telah memilih kita untuk berada disini. Maka itu bersyukurlah karena insya Allah kitalah yang disebut sebagai Al-Mustafa (Orang-orang terpilih). Orientasi hidup kita di dunia ini bukan untuk lulus sekolah, mendapat kerjaan, menikah, atau mempunyai harta yang melimpah. Orientasi kita semata-mata adalah untuk Mardhotillah (mencari ridho Allah SWT).

Jalan dakwah tidak pernah mulus dan bertabur bunga. Jalannya selalu terjal, penuh onak dan duri, menurun dan curam. Maka itu, hanya orang konyol yang memutuskan untuk melewatinya tanpa membawa perbekalan yang banyak. 
"Perjuangan tidak akan pernah ada tanpa pengorbanan dan Pengorbanan tidak akan pernah ada tanpa pemahaman"
 Keutamaan-keutamaan berada di jalan dakwah membuat kita paham atas perjuangan dakwah dan senantiasa siap diatas kaki yang siaga untuk berkontribusi lebih, berkorban. Bi amwalikum wa anfusikum. Dengan harta dan jiwa.
Al-Qur'an surah As-Saff ayat 10-14

10. Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?

11. (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.

12. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar.

13. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.

14. Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana 'Isa ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?" Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: "Kamilah penolong-penolong agama Allah", lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.

Poin dari Jual Beli kita dengan Allah adalah
1. Selamat dari azab yang pedih
2.Diampuni dosa dan kesalahan kita
3. Allah akan masukkan kita kedalam Syurga (Allah tidak akan mengingkari janji-Nya)
4. Allah akan berikan kita rumah yang megah di Syurga
5. Ada sebuah pertolongan yang Allah berikan
6. Allah akan memberikan kemenangan yang dekat
 Tiga Indikasi Jual Beli yang Allah tawarkan dengan 6 Keuntungan diatas adalah
1. Iman kepada Allah SWT
2. Iman kepada Rasulullah SAW
3. Jihad fii sabilillah b amwalikum wa anfusikum
  Amanah Rasulullah "Dakwah harus selalu ditinggikan!"
Ketika kita sudah berada di jalan dakwah, berikanlah kontribusi sebanyak-banyaknya. Jangan tanya "Apa yang sudah dakwah berikan kepada kita?" tapi tanyalah "Apa yang sudah kita berikan di jalan dakwah?"

Cita-cita Universal Islam tercantum dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 201 : 201. Dan di antara mereka ada orang yang bendo'a: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka" [127].

[127] Inilah do'a yang sebaik-baiknya bagi seorang muslim.

Dan di surah An-Nahl ayat 97:  97. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik [839] dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

[839] Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai iman.
Orientasi amal seorang mukmin adalah Khoir. 
Pada salah satu hadits nya Rasulullah bersabda "Amal itu tergantung niatnya" tetapi disisi lain, "Amal itu tergantung akhirnya"
"Ya Allah, jadikan umur terbaik hamba di penghujungnya, jadikan amal terbaik hamba di penutupnya, jadikan hari-hari terbaik hamba saat bertemu dengan-Mu" Do'a khatmil Qur'an.
Wallahu a'lamu bisshawab.
 

readmore »»  

Jumat, 20 April 2012

Anak ROHIS juga bisa EKSIS!

Bismillahirrahmanirahim

Sebuah kabar bahagia datang ketika kami sedang duduk di ruang lima untuk mengikuti pelajaran agama. Tiba-tiba, tiga orang siswi kelas 11 IPA dipanggil menghadap dua ibu guru yang familiar namanya. Ya. Uluran tangan dan ucapan selamat tiba-tiba meluncur dari salah seorang diantara mereka kepada ketiga siswi yang tidak mengerti apa-apa.
"Ini dia jagoan-jagoan kita,"ujar beliau.
Bingung kepalang bingung. Ketiga siswi itu memiliki 1001 terkaan dalam pikiran.
"Selamat ya nak, kalian lolos OSP,"
---

Tahun ini, saya melihat sebagian besar bidang Olimpiade Sains tingkat Propinsi diwakili oleh anak-anak ROHIS. Sebuah anugerah yang luar biasa karena anak ROHIS telah berhasil menunjukkan eksistensinya di luar dunia ROHIS. Fisika, Kimia, Biologi, Ekonomi, dan Kebumian. Sekitar 12 orang atau lebih dari 19 perwakilan OSP sekolah kami adalah anak ROHIS.
Dengan ini, kami berharap bisa membuktikan pada semua orang bahwa tak selamanya anak ROHIS menjadi cicak mushola. Kami tidak hanya mahir dalam berorganisasi, tapi juga dalam akademik.
Sebuah SMS yang dikirimkan oleh salah satu anak ROHIS yang kini juga lolos dalam bidang Biologi di malam tanggal 3 April 2012. Malam sebelum kami berperang keesokan paginya.
"Semangat Kawan! Foto-foto kita sudah menanti untuk dipajang! Sudah saatnya sekolah tahu bahwa kita bukan pecundang! Kita harus LOLOS sama-sama Kawan! ROHIS akan semakin berjaya jika kita menang. Kalahkan orang-orang yang telah mengambil hak cipta ilmuwan Islam sebelum kita! Tetap Semangat dan Selamat Berjuang!!! Ganbatte-ne! ^^"

Untuk kawan-kawanku yang pada tanggal 4 April gugur sebelum berjuang karena banjir yang menghadang, ini untuk kalian. Jangan pernah menyesal karena Allah pasti punya rencana lebih baik dari Olimpiade ini. Meski tanpa kalian, yakinlah kami yang akan mewakilimu dalam pertarungan.
SMS salah seorang teman kepada teman kami yang gugur
"Titipkanlah semangatmu pada kami, Insya Allah akan kami kobarkan hingga menang! Trust me!"

Untuk seluruh anggota Kelompok Studi Islam SMAN 33 Jakarta, terimakasih atas do'a dan dukungan morilnya. We Love You All!!! ^-^
readmore »»