Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum. Harta itu kurang apabila dibelanjakan tapi ilmu bertambah bila dibelanjakan. -Khalifah Ali bin Abi Talib-

Popular Posts

Sabtu, 28 April 2012

Pengorbanan Dan Kemenangan




Bismillahirrahmanirrahim
Waktu menunjukkan pukul 13.00 ketika aku sampai di Masjid Ar-Royan, Jakarta Barat. Niat awal, aku datang untuk memenuhi panggilan syuro dari sang mas'ul salah satu organisasi yang aku ikuti. Tetapi aneh, tak seperti biasa, keadaan masjid lumayan ramai dan semua pintunya terbuka lebar. Ada acara kah?
Aku berjalan mencari para anggota. Namun sejauh mata memandang, hanya segerombol akhwat paruh baya dan beberapa bapak-bapak yang kulihat disana. Mas'ul nya nya pun tak ada. Aku duduk menikmati sepoian angin di teras masjid masih dengan rasa kesal dalam dada. Sambil membaca sebuah novel, kucoba menunggu kedatangan para anggota.
Satu jam hampir aku disana. Rupanya sedang ada pengajian di masjid itu. Kalau begitu, mungkinkah kami mengadakan syuro disini? Sepertinya tidak.
Para akhwat di dalam sana msedang membaca al-matsurat saat aku memutuskan untuk berdiri menuju pintu masjid. Setelah bertanya-tanya pada salah seorang panitia (sepertinya) taulah aku bahwa di dalam adalah pengajian khusus akhwat. Akupun memutuskan untuk bergabung. Tanpa teman, aku duduk sebagai yang termuda (sepertinya) di barisan belakang.
"Dari mana mbak?"tanya seorang ibu yang duduk di sampingku. Aku menyebutkan alamat rumah dan alasan aku datang kesini sebenarnya. Ibu itu tersenyum dan mengangguk. Beliau menjelaskan tentang acara ini dan taulah aku bahwa ini adalah Jalasan Ruhiyah (JR) yang diadakan oleh PKS sebulan sekali. Semua yang disini adalah akhwat simpatisan PKS. Dan bapak-bapak yang diluar adalah ikhwan (suami/kerabat) mereka yang juga simpatisan PKS. Aku sedikit kaget dibuatnya.
Selama pengajian, aku mencoba untuk tenang dan memperbaharui niat. Kalau tak dapat syuronya, lihat saja apa gantinya. Ilmu yang insya Allah sangat bermanfaat. Disini, aku mencoba untuk meringkas dan berbagi apa yang kudapatkan pada Jalasah Ruhiyah kali ini. Silahkan disimak ^^

Pengorbanan dan Kemenangan. Disampaikan oleh Ustadzah Ma'wah.

Orang-orang yang ada di jalan dakwah hidupnya lebih terarah. Karena memiliki murabbi yang menuntun mereka dan insya Allah setiap perbuatannya sesuai Al-Qur'an dan Sunnah. Karena itu berbahagialah bagi antum yang sudah berada di jalan dakwah.

Keberadaan kita di jalan ini bukanlah karena kebetulan. Karena tak ada yang kebetulan di dunia ini. Keberadaan kita disini adalah karena Allah telah memilih kita untuk berada disini. Maka itu bersyukurlah karena insya Allah kitalah yang disebut sebagai Al-Mustafa (Orang-orang terpilih). Orientasi hidup kita di dunia ini bukan untuk lulus sekolah, mendapat kerjaan, menikah, atau mempunyai harta yang melimpah. Orientasi kita semata-mata adalah untuk Mardhotillah (mencari ridho Allah SWT).

Jalan dakwah tidak pernah mulus dan bertabur bunga. Jalannya selalu terjal, penuh onak dan duri, menurun dan curam. Maka itu, hanya orang konyol yang memutuskan untuk melewatinya tanpa membawa perbekalan yang banyak. 
"Perjuangan tidak akan pernah ada tanpa pengorbanan dan Pengorbanan tidak akan pernah ada tanpa pemahaman"
 Keutamaan-keutamaan berada di jalan dakwah membuat kita paham atas perjuangan dakwah dan senantiasa siap diatas kaki yang siaga untuk berkontribusi lebih, berkorban. Bi amwalikum wa anfusikum. Dengan harta dan jiwa.
Al-Qur'an surah As-Saff ayat 10-14

10. Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?

11. (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.

12. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar.

13. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.

14. Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana 'Isa ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?" Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: "Kamilah penolong-penolong agama Allah", lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.

Poin dari Jual Beli kita dengan Allah adalah
1. Selamat dari azab yang pedih
2.Diampuni dosa dan kesalahan kita
3. Allah akan masukkan kita kedalam Syurga (Allah tidak akan mengingkari janji-Nya)
4. Allah akan berikan kita rumah yang megah di Syurga
5. Ada sebuah pertolongan yang Allah berikan
6. Allah akan memberikan kemenangan yang dekat
 Tiga Indikasi Jual Beli yang Allah tawarkan dengan 6 Keuntungan diatas adalah
1. Iman kepada Allah SWT
2. Iman kepada Rasulullah SAW
3. Jihad fii sabilillah b amwalikum wa anfusikum
  Amanah Rasulullah "Dakwah harus selalu ditinggikan!"
Ketika kita sudah berada di jalan dakwah, berikanlah kontribusi sebanyak-banyaknya. Jangan tanya "Apa yang sudah dakwah berikan kepada kita?" tapi tanyalah "Apa yang sudah kita berikan di jalan dakwah?"

Cita-cita Universal Islam tercantum dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 201 : 201. Dan di antara mereka ada orang yang bendo'a: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka" [127].

[127] Inilah do'a yang sebaik-baiknya bagi seorang muslim.

Dan di surah An-Nahl ayat 97:  97. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik [839] dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

[839] Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai iman.
Orientasi amal seorang mukmin adalah Khoir. 
Pada salah satu hadits nya Rasulullah bersabda "Amal itu tergantung niatnya" tetapi disisi lain, "Amal itu tergantung akhirnya"
"Ya Allah, jadikan umur terbaik hamba di penghujungnya, jadikan amal terbaik hamba di penutupnya, jadikan hari-hari terbaik hamba saat bertemu dengan-Mu" Do'a khatmil Qur'an.
Wallahu a'lamu bisshawab.
 

readmore »»  

Jumat, 20 April 2012

Anak ROHIS juga bisa EKSIS!

Bismillahirrahmanirahim

Sebuah kabar bahagia datang ketika kami sedang duduk di ruang lima untuk mengikuti pelajaran agama. Tiba-tiba, tiga orang siswi kelas 11 IPA dipanggil menghadap dua ibu guru yang familiar namanya. Ya. Uluran tangan dan ucapan selamat tiba-tiba meluncur dari salah seorang diantara mereka kepada ketiga siswi yang tidak mengerti apa-apa.
"Ini dia jagoan-jagoan kita,"ujar beliau.
Bingung kepalang bingung. Ketiga siswi itu memiliki 1001 terkaan dalam pikiran.
"Selamat ya nak, kalian lolos OSP,"
---

Tahun ini, saya melihat sebagian besar bidang Olimpiade Sains tingkat Propinsi diwakili oleh anak-anak ROHIS. Sebuah anugerah yang luar biasa karena anak ROHIS telah berhasil menunjukkan eksistensinya di luar dunia ROHIS. Fisika, Kimia, Biologi, Ekonomi, dan Kebumian. Sekitar 12 orang atau lebih dari 19 perwakilan OSP sekolah kami adalah anak ROHIS.
Dengan ini, kami berharap bisa membuktikan pada semua orang bahwa tak selamanya anak ROHIS menjadi cicak mushola. Kami tidak hanya mahir dalam berorganisasi, tapi juga dalam akademik.
Sebuah SMS yang dikirimkan oleh salah satu anak ROHIS yang kini juga lolos dalam bidang Biologi di malam tanggal 3 April 2012. Malam sebelum kami berperang keesokan paginya.
"Semangat Kawan! Foto-foto kita sudah menanti untuk dipajang! Sudah saatnya sekolah tahu bahwa kita bukan pecundang! Kita harus LOLOS sama-sama Kawan! ROHIS akan semakin berjaya jika kita menang. Kalahkan orang-orang yang telah mengambil hak cipta ilmuwan Islam sebelum kita! Tetap Semangat dan Selamat Berjuang!!! Ganbatte-ne! ^^"

Untuk kawan-kawanku yang pada tanggal 4 April gugur sebelum berjuang karena banjir yang menghadang, ini untuk kalian. Jangan pernah menyesal karena Allah pasti punya rencana lebih baik dari Olimpiade ini. Meski tanpa kalian, yakinlah kami yang akan mewakilimu dalam pertarungan.
SMS salah seorang teman kepada teman kami yang gugur
"Titipkanlah semangatmu pada kami, Insya Allah akan kami kobarkan hingga menang! Trust me!"

Untuk seluruh anggota Kelompok Studi Islam SMAN 33 Jakarta, terimakasih atas do'a dan dukungan morilnya. We Love You All!!! ^-^
readmore »»  

Kamis, 19 April 2012

AKHWAT IKUT MABIT? Bolehkah?




 Alhamdulillah, saya menemukan catatan ini di salah satu website. Semoga bermanfaat buat antunna para wanita (khususnya)

Ustadz kita mau mengadakan dauroh bersama (ikhwan-ahwat), rencananya menginap selama dua hari di mesjid. Bagaimana hukumnya akhwat mabit, boleh gak, ya ? kalau boleh, apa syarat-syaratnya ?

 Pada dasarnya, wanita itu tidak diharamkan bepergian keluar rumah dengan syarat-syarat utama antara lain, ila ala hajat atau keperluan yang syar’i. Misalnya untuk menuntut ilmu, mengajar dan aktifitas lainnya yang memang secara manusiawi diperlukan untuk dikerjakan manusia normal pada umumnya.

 Termasuk didalamnya adakah bahwa seorang wanita tidak dilarang berziarah untuk mengunjungi saudara atau temannya,asal tujuannya memang untuk hal-hal yang positif dan baik.

Kondisinya haruslah aman. Sebagian ulama ada yang mengambil pemikiran bahwa esensi diharamkannya para wanita bepergian keluar rumah tanpa mahram adalah karena di masa lalu kondisiya tidak memungkinkan. Selain banyak perampok di jalan, juga tidak lazim di masa itu ada wanita menempuh perjalanan di gurun pasir atau hutan sendirian. Sebab di masa itu belum ada alat transportasi umum yang aman, nyaman, terjamin dan sebagainya.

 Mereka membedakannya dengan kondisi hari ini secara umum sudah jauh lebih aman dan kondusif bagi wanita untuk bepergian keluar kota sendirian. Sehigga sebagian mereka membolehkan bagi para wanita untuk melakukan perjalanan dengan menggunakan fasilitas kendaraan umum yang tinggi tingkat keamanannya, nyaman dan lagipula tidak membutuhkan waktu perjalanan yang lama.

 Sebab cukup dalam hitungan jam, hari ini para wanita bisa menempuh jarak ribuan mil dengan pesawat terbang yang nyaman, aman dan bahkan semua itu bisa dilakukannya sambil tiduran di balik selimut hangat. Tidak menimbulkan fitnah dan dampak negatif berikutnya

 Selain itu, penting juga diperhatikan kesan dan etika yang sudah tertanam di tengah masyarakat atas keluarnya wanita dan bercampur dengan laki-laki. Misalnya menginapnya para wanita dan pria di dalam satu gedung atau sebuah acara semacam daurah. Hal ini tentu harus dikembalikan kepada urf’ atau kebiasaan yang berlaku di masyarakat umum juga.


Seacara umum, terjadinya percampuran antara laki-laki dan wanita didalam sebuah gedung atau sebuah acara memang dimungkinkan dalam islam. Misalnya kebolehan wanita hadir dalam shalat Jum’at, shalat Idul Fitri atau khutbah-khutbah lainnya. Namun kita juga tahu bahwa tetap dilakukan pemisahan antara keduanya.

 Satu hal lagi, semua itu bisa terjadi namun tanpa ada aktifitas menginap bersama. Sebab bila sudah pada batas menginap, maka contoh yang jelas di masa Rasulullah adalah masalah I’tikafnya para wanita yang dianjurkan lebih utama untuk dilakukan didalam rumah sendiri. Meski pun kita juga mendapatkan riwayat yang menyebutkan bahwa ummahatul mukminin pernah melakukan I’tikaf di mesjid.

 Namun, alangkah baiknya bila wanita memang terpaksa harus dan mesti ada mabit (menginap) bagi para wanita tempatnya dipisahkan secara fisik dari laki-laki. Bukan sekedar dengan menggunakan pembatas ruangan, membedakan kamar atau memasang penyekat saja. Sebaiknya emreka ditempatkan di gedung ata lokasi yang berbeda. Dan yang lebih leluasa tentu saja bila mereka dipisahkan dalam paket acaranya. Artinya, ada mabit wanita sendiri pada waktu dan tempat yang berbeda dengan mabitnya laki-laki. Tentu kondisi seperti ini jauh lebih aman dari fitnah.

 Namun kami tetap menganjurkan bagi pihak penyelenggara untuk kalau tidak terpaksa sama sekali, tidak perlu membuat acara yang menuntut para wanita harus menginap. Sebab mereka itu wajib mendapatkan izin yang benar-benar sepenuhnya izin atas kerdihoan orang tua mereka maing-masing. Terus terang sajalah bahwa masalah izin menginap bagi apara aktivis wanita ini bukanlah masalah yang bisa disepelekan begitu saja. Orang tua manapun pasti ingin tidur nyenyak dengan kepastian bahwa putri mereka benar-benar safe, aman, nyaman, dan semua itu hanya ada bila puterinya ada di rumah.

Kami tidak menafikan bahwa mabit itu penting, urgent, punya nilai tersendiri dan seterusnya. Namun memperkecil resiko fitnah tentu lebih utama.



Wallahu alam bi shawab

sumber: http://muslimahui.my-php.net/?cat=3
readmore »»  

Sabtu, 14 April 2012

Filosofi Perjalanan Ke Situ Gunung Gede Pangrango



Bismillahirrahmanirrahim

Tanggal 07 April 2012 lalu, saya dan rombongan peserta Dauroh Rohis Jilid 2 tiba di Daerah Cisaat Sukabumi pada pukul 5 pagi. Setelah beristirahat sejenak di Villa Tanpa Nama dan melakukan olahraga, kami beranjak menuju Curug. Situ Gunung Gede Pangrango.
Awalnya saya tidak tahu Curug apa yang akan kami datangi. Maklum saat itu saya juga adalah peserta.
Setelah berjalan lumayan jauh dengan medan menanjak, dan setelah melihat pemandangan pohon pinus di sisi kiri jalan dan sawah-sawah yang luas di sekitarnya, kami sampai pada sebuah gapura kuno berwarna cokelat.
Seorang kakak pemandu kami membelikan kami tiket masuk dan pada saat itulah saya melihat papan bertuliskan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
Tak percaya, saya mengucek mata berulang-ulang. Tetapi ternyata tulisan itu tidak berubah walau satu huruf pun. Sebelumnya, saya hanya tahu tentang gunung ini dari buku paket bahasa Indonesia saya yang kelas sepuluh. Disana diceritakan betapa angkuh nya gunung ini. Cantik dan bersahaja.
Tanpa membuang waktu, kami langsung berjalan memasuki gunung. Jalanannya biasa. Belum terlihat "sesuatu"nya.
Kami terus berjalan sambil mendendangkan lagu-lagu nasyid harokah sebagai penyemangat kami. Semakin lama, jalan yang kami tempuh semakin mengkerut. Semakin sempit. Menanjak dan juga licin.
Kami para wanita yang notabene menggunakan rok agak kesulitan untuk melompati genangan-genangan air yang menghadang di tiap sisi jalan. Tanahnya berwarna kuning. Entah mineral apa yang terkandung di dalamnya.
Lelah bernyanyi, kami semua diam dan terfokus pada jalanan yang semakin curam. Saat itu aku memakai sandal jepit plastik yang rentan terpeleset. sebisa mungkin kujaga keseimbanganku dan berjalan sesuai barisan.
Di sebelah kiri kami ada tebing yang penuh dengan pepohonan. Melihat tebing itu, aku jadi merasa ciut dan kerdil. Betapa tidak ada apa-apanya aku dibandingkan ciptaan Allah ini. Sedangkan di sebelah kanan ku ada jurang yang dalam. Berhektar-hektar sawah dengan motif terasering yang indah terhampar di seberang sana. Suara manusia seolah lenyap. Yang terdengar hanya suara hewan-hewan penghuni hutan yang menenangkan. Suasana alami yang mustahil kutemukan di Jakarta.
Kakiku terus melaju. Meladeni tiap kejutan yang diberikan oleh Pangrango. Jalanan licin telah lewat. Kini kami berjalan diatas bongkahan batu-batu besar yang tertanam dalam tanah. Medannya bukan lagi menanjak, melainkan menurun.
Filosofi: Jalan dakwah tak pernah mulus. Tak pernah indah bertabur bunga. Melainkan selalu berelief seperti gunung ini. Jalan disini memang berat, tapi ingat tujuan kita yang pasti kan kita temui. Air terjun yang menenangkan. Itulah dakwah. Jalannya memang berat, tapi ingat tujuan kita. Ingat sesuatu yang telah menanti kita diujung sana. Surganya Allah SWT.

Kami saling bergandengan tangan untuk mampu menuruni tiap batuan. Takut kalau saudara kami terjatuh ke jurang. Sebisa mungkin tak ada yang ditinggalkan.
Filosofi: Dalam perjuangan dakwah, bergerak secara bersamaan itu penting dilakukan. Saling menolong dan menguatkan. Karena kita harus sampai di tujuan secara bersamaan.

Tak berapa lama dari itu, kami mendengar gemuruh air yang membelalakkan mata.
"Itu air terjun nya ya?"harap-harap kami bahwa sebentar lagi jalan ini selesai ternyata hanya harapan. Itu bukan air terjun melainkan sebuah sungai kecil yang sangat jernih airnya.
berada di rerimbunan pohon yang menenangkan. Siapa sangkan didalam hutan belantara seperti ini ada aliran air yang begitu jernih dan cantik nya? Sungai itu pun kami namai sungai aurat
Filosofi: Sungai aurat. Karena aurat kita bagaikan sungai ini. Jika ditutupi dengan baik, maka yang terjadi adalah kita dalam keadaan baik. Jernih layaknya sungai di pedalaman gunung ini. Tetapi lihat sungai-sungai di jakarta yang dengan mudahnya tersentuh tangan-tangan jahil dan polusi yang merajalela, akhirnya sungai itupun keruh dan mengeluarkan bau yang busuk. Itulah yang akan terjadi jika aurat kita dibiarkan terbuka layaknya sungai-sungai di ibukota.

Kemudian kami melanjutkan perjalanan yang sangat menanjak. Walaupun masih bermedan batuan, jalanan yang menanjak jadi agak menyulitkan. Kakiku sempat kram dibuatnya. Tapi untunglah hanya sebentar.
Di puncak, kami beristirahat sejenak di sebuah tempat duduk yang panjang. Melepas penat, kami meminum air mineral yang tlah dipersiapkan oleh panitia.
Perjalanan kami masih panjang. Itu kata mereka. Ini baru setengah perjalanan. Aku mendongak ke bawah. Ke arah medan yang akan kita tempuh selanjutnya. Turunan yang sangat curam. Aku sempat sangsi untuk melewatinya. Tapi karena diyakinkan oleh semua teman, aku pun ikut memberanikan diri menerima kejuta-kejutan berikutnya.

Puluhan meter telah berlalu namun kami tak juga sampai. Ada yang bilang sebentar lagi. Namun sebagian yang lain mengatakan masih lama karena belum juga terdengar suara gemuruh air terjun. Beberapa dari kami mulai merasa kelelahan.
Filosofi: Kita tidak akan pernah tahu seberapa panjang jalan yang akan kita lalui dalam hidup ini. Dalam konteks ini saya artikan sebagai umur. Kita tidak pernah tahu kapan kita mati. Atau seberapa lama lagi kita hidup. Tetapi yang pasti, dan yang harus kita tahu adalah lakukan apapun sebaik yang kita bisa di dalam hidup ini.

Tiba-tiba suara yang kami tunggu-tunggu mulai terdengar. Gemuruh air. Beberapa ada yang sangsi dengan hal itu.
"Ah, paling sungai kayak tadi lagi"ujarnya
Tetapi dia salah. Kami memang benar-benar telah sampai. Di atas sana, kami bisa melihat alam memuntahkan airnya dengan luar biasa hebat. Tak lama lagi kita akan sampai.
Kami segera berlari menuruni turunan terakhir. Disana kami bisa melihat aliran sungai yang begitu derasnya berjalan di hadapan kami. Dan di ujung sana, di hulu sungai ini, air terjun raksasa yang kami cari telah terlihat.
Subhanallah Walhamdulillah Wa Laa ilaa ha Illallah. Allahu Akbar!
Ya. Kami sampai. Penat, lelah, sakit, dan kesusahan yang kami rasa dalam perjalanan sirna sudah. Digantikan oleh pemandangan alami yang menenangkan jiwa.
Filosofinya: Yakinlah karena keyakinanmu adalah janji-Nya. Akan ada hal indah yang menantimu diujung jalan yang sulit ini. Dan itu pasti.

Thaks to: Kak Nurcholipah ^^ KAPMI @11
readmore »»