Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh, reader
Pagi ini selepas sholat subuh dan
alma’tsurat, aku mau sharing nih tentang materi yang semaem aku dapetin dari
murobbiyah aku, insyaAllah bermanfaat banget buat kamu terutama para haroker
dakwah yang notabene punya tanggung jawab lebih besar untuk mengingatkan
teman-teman amah agar bis jadi lebih baik sesuai syariat islam
Nah, kita mulai dengan satu
pertanyaan. Mengapa pada zaman Rasulullah dakwah begitu terkenal dan mampu
mengekspansi hingga 1/3 negara di dunia dan banyak sekali manusia yang
berbondong-bondong masuk islam?
Itu dikarenakan Rasulullah
berdakwah dengan contoh dan akhlaq yang mulia. Akhlaq Rasulullah mampu
menundukkan hati para musuhnya. Banyak orang-orang yang masuk islam karena
melihat mulianya akhlaq Rasulullah. Bahkan sesungguhnya, meski orang-orang
kafir itu membenci Rasulullah, mereka tetap mengakui bahwa Muhammad adalah
orang yang baik, dan berkepribadian mulia. Yang membuat orang kafir Quraisy membenci
Rasulullah bukan karena diri Rasulullah, tetapi karena ajaran yang dibawa
Rasulullah. Mereka menganggap ajaran baru istu (re: Islam) akan mengganggu
kepercayaan terhadap nenek moyang mereka yang sudah tertanam sejak dahulu kala.
Dulu, ketika Rasulullah wafat,
Abu Bakar bertanya pada Aisyah mengenai amalan apa yang pernah Rasulullah
lakukan tetapi belum Abu Bakar lakukan. Kemudian Aisyah menjawab bahwa ada satu
amalan Rasulullah yang belum pernah dilakukan oleh ayahnya itu, yakni setiap
hari Rasulullah selalu pergi ke rumah kakek Yahudi yang buta untuk
memberikannya makan. Setelah itu, Abu Bakar segera beranjak ke rumah kakek
tersebut untuk melakukan kebiasaan Rasulullah, menggantikannya menyuapi orang
buta tersebut. Saat abu bakar hendak menyuapi, orang buta itu meracau dan
menjelek-jelekkan Nabi Muhammad. Ia berkata bahwa Nabi Muhammad adalah orang
gila-lah, sesat-lah, penyihir-lah, dan sebagainya. Mendengar itu Abu Bakar
geram, namun tetap menahannya. Saat nasi hendak dimasukkan ke mulut, orang buta
itu terdiam.
“siapa kamu? Kamu bukan orang
yang biasanya. Orang yang biasa menyuapiku selalu mengunyahkan terlebih dahulu
makananku sebelum diberikan kepadaku,”ujarnya
Mendengar itu, seketika Abu Bakar
menangis.
“kamu benar. Aku bukan orang yang
biasanya. Orang yang biasa menyuapimu dan mengunyahkannya untukmu sudah
meninggal. Dia adalah orang gila yang kamu ceritakan. Dia adalah Muhammad,”ujar
abu Bakar
Kakek yahudi yang buta itu
seketika menangis karena merasa bersalah. Ternyata orang baik yang selama ini menyuapinya
adalah orang yang selelu ia hina. Seketika itu pula, kakek tersebut bersyahadat
dan menyatakan dirinya masuk ke dala islam.
Subhanallah.
Betapa mulianya akhlaq Rasulullah
yang bahkan mampu bersikap begitu sabar dan tenang meski dirinya dijelek-jelekkan
oleh orang yang sudah ia tolong.
Itulah teman, sedikit dari banyak
sekali kisah mengenai kemuliaan akhlaq Rasulullah.
Pada dasarnya, dakwah itu bukan
sekedar bagaimana kamu mampu ber-public speaking, atau bagaimana kamu pandai
mengeluarkan hadits-hadits yang kamu hapal. Bukan sekedar itu.
Dakwah adalah bagaimana kita
mampu menyentuh hati. Ingat, inti dari agama adalah akhlaq yang baik.
Akhlaq adalah sifat yang tertanam
dan mengakar dalam diri individu. Meski sudah berusaha tampil sebagai
“oranglain” di dunia nyata, misalkan sudah berusaha kalem, anggun, berwibawa,
namun jika memang akhlaqnya tidak demikian, ia akan tetap Nampak dalam hal-hal
yang sifatnya spontanitas.
Akhlaq adalah cerminan dakwah.
Berapa banyak orang yang
mengindari dakwah dikarenakan tidak suka dengan agen dakwahnya yang judes? Sok
pinter? Nge-bossy?
Yuk bermuhasabah
Aisyah berkata dalam sebuah
hadits bahwa akhlaq Rasulullah adalah alqur’an. Akhlaq disini meliputi cara
berperilaku, berbicara, bahkan berekspresi. Subhanallah.. benar-benar sosok
idola yang patut ditiru
Sudahkah kita mengingat-ngingat,
hari ini sudah berapa kali kita melemparkan tatapan tidak suka kepada saudara
kita? Sudah berapa kali kita bersikap kurang mengenakkan kepada saudara-sudara
kita? Apakah perilaku kita menguntungkan atau malah merugikan untuk dakwah?
Jangan-jangan kita-lah penyebab teman-teman tidak mau dating ke kajian-kajian
Islam di Lembaga dakwah kampus. “males ah, ada si Siti” atau “ah ngapain, dia
kan judes banget kalo ketemu, nyapa aja boro-boro”.
Akhi wa ukhti, mari kita
senantiasa memperbaiki akhlaq kita. Bahwasanya dalam Al-Qur’an surah
an-Nahl:125 Allah juga sudah menyampaikan
“Serulah manusia ke jalan Tuhanmu
dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan
cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang mengetahui siapa yang sesat
dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk”
Sekian dulu ya akhi dan ukhti,
semoga ilmunya bermanfaat buat kita semua. Jadiah pribadi yang menguntungkan bagi
dakwah. Jadilah pribadi yang baik hatinya hingga kebaikan itu terasa oleh
orang-orang di sekitar kita. Tunjukkan dengan akhlaqmu bahwa islam adalah agama
yang mulia. Tunjukkan dengan akhlaqmu bahwa islam adalah agama yang penuh
dengan kedamaian.
Wassalamu’alaikum warahmatullah
wabarakatuh
(Fitri/15)