Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum. Harta itu kurang apabila dibelanjakan tapi ilmu bertambah bila dibelanjakan. -Khalifah Ali bin Abi Talib-

Popular Posts

Selasa, 06 Maret 2012

Kesempatan itu... Semoga Alah memberikan.

Terkadang saat kita berpikir untuk menggapai sesuatu, itu bukan apa yang sesungguhnya kita inginkan.
Setelah mengevaluasi diri, melihat ke belakang sejenak. dan mengurutkan kejadian yang terjadi beberapa bulan ke belakang, aku menyadari bahwa ambisiku menjadi pelajar di Universitas Indonesia bukanlah keinginanku.
Bahwa selama ini aku membohongi diri sendiri. Dengan kedok cita-cita, aku tahu apa sebenarnya yang membuatku ingin sekali bersekolah disana.
Aku memutuskan untuk tidak kesana.
Ibuku mendukung. Ternyata selama ini beliau pun membohongiku dengan berpura-pura mendukungku memasang target bersekolah di universitas indonesia.
Beliau keberatan.
Maafkan aku ibu.. karena tidak peka terhadapmu..
Maafkan aku Ya Allah..
Aku memutuskan untuk menghadapi apa yang ada di hadapanku saja
Tidak memasang target kemanapun setelah lulus nanti
Tidak ke universitas manapun yang selama ini memenuhi otakku
Aku akan fokus pada sekolah. SMA.
Tiba-tiba, Tawaran itu, yang dua tahun lalu datang padaku kembali hadir dalam ingatan.
Bahwa ada seorang kyai-beliau sahabat bapak- yang datang ke rumah untuk silaturrahim dan menawariku mondok di pesantrennya
Jauh di utara pulau jawa. Pati.
Aku menolak. Idealisme ku terlalu tinggi saat itu. Aku tak ingin dikekang dengan peraturan pesantren yang (biasanya) ketat.
Aku tidak suka diatur.
Tapi kini aku ingin pergi kesana. Aku ingin mondok.
Ibuku mendukung sekali. Bapak apalagi.
Mungkin setelah aku lulus nanti.
Aku akan mondok disana.
Tapi aku tahu kyai itu bukan lagi sahabat bapak sesama anak pribumi yang mencari ilmu di Indonesia saja.
Aku tahu beliau lebih dari itu semua.
Satu yang kuharapkan dengan mondok disana nantinya. Aku ingin fasih membaca Al-Qur'an dan mendalaminya. Mentadaburinya. Belajar tentang islam. Mencari pondasi yan kokoh untuk berdakwah. Dan aku ingin fasih bahasa arab. Tentu orangtuaku tau apa yang ada dalam pikiranku. Sutu hal yang sedari dulu memang sangat aku inginkan.
Aku ingin pergi kesana. Dan kurasa, pondok pesantern itu adalah gerbang untuk menuju ke sana.
Bapakku yang akan mengurusnya.
Berbicara pada sahabatnya. Semoga Allah memudahkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar