Fyuh,
meskipun nggak begitu lega, tapi seenggaknya malam-malam kali ini bisa tidur
sedikit lebih nyenyak daripada hari-hari yang lalu. Why? Nggak tau juga. Mungkin
karena LKMM udah lewat, mungkin juga karena berkas senator udah dikumpulin. Weheheh
Berhubung sekarang saya sudah jadi
mahasiswa, jadi postingan saya mungkin akan sedikit berbau-bau tentang mahasiswa
kali ya (apaan kali berbau -,-). Nah, materi ini saya dapatkan pada rangkaian
acara Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa atau biasa disingkat (LKMM) pra
dasar, Sabtu, 16 November 2013 lalu. Materi ini diberikan oleh Muhammad Ashim
atau lebih sering disapa Mas Ashim. Sekilas info aja, saya sendiri sudah pernah
bertemu beliau di suatu rapat dan di mata saya, beliau memang orang yang sangat
kritis dalam menyuarakan pendapatnya. Langsung saja yaa…
Apa sih kak kritis itu? Kritis itu
bukannya satu tahap sebelum tewas?
Ya, kalo kamu ngomongnya sama para
dokter mungkin mereka akan mengiyakan pertanyaan itu -_- . Tapi kalo di ranah
kampus, kritis itu, tidak menerima atau menolak suatu hal baru dengan begitu
saja dan mampu melihat suatu hal dari berbagai sudut pandang.
Mengapa butuh kritis?
Simple. Karena Indonesia butuh
solusi untuk menyelesaikan masalah-masalah-masalah bangsa. Emang apa aja sih
masalah-masalah bangsa? Banyak. Sering nonton tivi kan? Nontonnya channel apa?
Ind*siar? S*tv? Atau R*ti? Yah, itu mah sinetron mulu.. pantesan sering galau
(eh). Nonton tuh m*tro tivi, tv *ne, t*ri, pasti tau kalo di Indonesia lagi ada
banyak banget masalah. Diantaranya, kemiskinan, kebodohan, korupsi, ekonomi,
degradasi moral, dan lain-lain. Apa dan lain-lain? Apa aja lah, kalimat dan
lain-lain kan kalimat terbijak untuk menyatakan kesedikitan wawasan kita (?).
Nah, mahasiswa kan nggak semuanya
kritis, jadi gimana? Iya emang. Mahasiswa itu emang nggak semuanya kritis. Tapi
bukan berarti nggak ada cara-cara buat bikin mahasiswa lebih kritis. Intinya sih,
kemauan dari dalam diri mahasiswa itu sendiri. Bagaimana dia harus mau terus terusan
belajar dan nggak pernah merasa cukup. Beberaa karakteristik mahasiswa kritis,
diantaranya, dia adalah insane pilihan yang terbaik, memiliki etika dan moral
yang tinggi, dan berwawasan luas. kalo wawasannya nggak luas, nggak mungkin dia
bisa mengkritisi suatu hal. Ya nggak? Ya kan? Ya doong..
Gimana sih cara ngukur daya kritis
mahasiswa?
Pertama, pertanyaan atau pernyataan
yang kita utarakan itu harus sesuai atau relevan sama fakta. Jadi jangan asal
ceplos aja. Terus juga penting atau tidaknya sesuatu yang kritisi itu. Kalo Cuma
masalah-masalah sepele seperti mengapa tali sepatu ada yang berbentuk pipih dan
bulat, ah itu mah nggak usah diladenin -_- . Kemudian ada yang namanya kebaruan
isi pikiran. Nih, kalo udah berita lama, jangan diangkat-angkat lagi ke
permukaan. Masih banyak masalah-masalah lain yang baru dan lebih berbobot buat
dikritisi. Kekritisan mahasiswa juga bisa dikukur dari info-info yang dibaca
oleh mahasiswa itu. Terus lagi, ketika berpendapat, mahasiswa kritis itu selalu
memberikan contoh berupa fakta, dan dia juga aktif memberikan solusi atas apa
yang udah dia kritisi itu. Nah, yang terpenting, mahasiswa kritis itu selalu simple,
praktis dalam menerapkan ide-idenya dan selalu bisa meluaskan isi atau materi
yang didiskusikan.
Kenapa sih kita tuh harus berpikir
kritis? Emang harus banget ya?
Iya lah.. kalo kalian punya
pendapat, ya kalian harus berani mempertahankan pendapat kalian sampai pada
suatu titik dimana pendaat kalian terbukati salah, terus kita juga harus
mengevaluasi dan merevisi suatu hal entah itu pendapat atau fakta-fakta
tertentu. Nggak mungkin kan kita Cuma iya-iya aja..
Nah terus gimana caranya
meningkatkan kemampuan berpikir kritis?
Menurut PPT nya mas Ashim, yang pertama
itu kita harus mampu berkomunikasi dengan baik. Mampu menyuarakan pendaat dan
pemikiran kita. Berani. Terus refleksi diri, yaitu kita harus merevisi apakah
di dalam diri kita tuh udah sesuai atau belum sama pendapat kita sendiri. Jangan-jangan,
kita bilang harusnya begini dan begitu, eh malah diri kita sendiri yang masih
belum begini dan begitu.. dan yang terakhir itu penghayatan proses. Kalo mau
jadi orang yang kritis, kita harus mampu menghayati setiap proses, nanti dari
proses penghayatan itu kita bakalan nemuin tuh serpihan-serpihan masalah yang
mengganjal..
Terus kata mas Ashim, ada empat
aktivitas yang menunjang bersikap kritis, yaitu baca, mikir, diskusi, dan nulis
Nah, ada lagi pesen-pesen dari
beliaunya, kalo kita mau mengkritisi seautau atau seseorang, kritisilah dengan
bahasa yang sopan dan lagi-lagi, kalo kita mau bersikap kritis, kita juga harus
bisa dan berani bertindak. Bahasa anakgaulnya tuh, nggak OMDO :D
SEKIAAAANNN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar